Sunday, November 13, 2011

Bukti Tuhan Itu Ada


Beriman bahwa Tuhan itu ada adalah iman yang paling utama. Jika seseorang sudah tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sesungguhnya orang itu dalam kesesatan yang nyata.Benarkah Tuhan itu ada? Kita tidak pernah melihat Tuhan. Kita juga tidak pernah bercakap-cakap dengan Tuhan. Karena itu, tidak heran jika orang-orang atheist menganggap Tuhan itu tidak ada. Cuma khayalan orang belaka. Ada kisah zaman dulu tentang orang atheist yang tidak percaya dengan Tuhan. Dia mengajak berdebat seorang alim mengenai ada atau tidak adanya Tuhan. Di antara pertanyaannya adalah: “Benarkah Tuhan itu ada” dan “Jika ada, di manakah Tuhan itu?” Ketika orang atheist itu menunggu bersama para penduduk di kampung tersebut, orang alim itu belum juga datang. Ketika orang atheist dan para penduduk berpikir bahwa orang alim itu tidak akan datang, barulah muncul orang alim tersebut.“Maaf jika kalian menunggu lama. Karena hujan turun deras, maka sungai menjadi banjir, sehingga jembatannya hanyut dan saya tak bisa menyeberang. Alhamdulillah tiba-tiba ada sebatang pohon yang tumbang. Kemudian, pohon tersebut terpotong-potong ranting dan dahannya dengan sendirinya, sehingga jadi satu batang yang lurus, hingga akhirnya menjadi perahu. Setelah itu, baru saya bisa menyeberangi sungai dengan perahu tersebut.” Begitu orang alim itu berkata.

Si Atheist dan juga para penduduk kampung tertawa terbahak-bahak. Dia berkata kepada orang banyak, “Orang alim ini sudah gila rupanya. Masak pohon bisa jadi perahu dengan sendirinya. Mana bisa perahu jadi dengan sendirinya tanpa ada yang membuatnya!” Orang banyak pun tertawa riuh.Setelah tawa agak reda, orang alim pun berkata, “Jika kalian percaya bahwa perahu tak mungkin ada tanpa ada pembuatnya, kenapa kalian percaya bahwa bumi, langit, dan seisinya bisa ada tanpa penciptanya? Mana yang lebih sulit, membuat perahu, atau menciptakan bumi, langit, dan seisinya ini?”

Mendengar perkataan orang alim tersebut, akhirnya mereka sadar bahwa mereka telah terjebak oleh pernyataan mereka sendiri.“Kalau begitu, jawab pertanyaanku yang kedua,” kata si Atheist. “Jika Tuhan itu ada, mengapa dia tidak kelihatan. Di mana Tuhan itu berada?” Orang atheist itu berpendapat, karena dia tidak pernah melihat Tuhan, maka Tuhan itu tidak ada.Orang alim itu kemudian menampar pipi si atheist dengan keras, sehingga si atheist merasa kesakitan.“Kenapa anda memukul saya? Sakit sekali.” Begitu si Atheist mengaduh.Si Alim bertanya, “Ah mana ada sakit. Saya tidak melihat sakit. Di mana sakitnya?” “Ini sakitnya di sini,” si Atheist menunjuk-nunjuk pipinya.“Tidak, saya tidak melihat sakit. Apakah para hadirin melihat sakitnya?” Si Alim bertanya ke orang banyak.Orang banyak berkata, “Tidak!” “Nah, meski kita tidak bisa melihat sakit, bukan berarti sakit itu tidak ada. Begitu juga Tuhan. Karena kita tidak bisa melihat Tuhan, bukan berarti Tuhan itu tidak ada. Tuhan ada. Meski kita tidak bisa melihatNya, tapi kita bisa merasakan ciptaannya.” Demikian si Alim berkata.

Sederhana memang pembuktian orang alim tersebut. Tapi pernyataan bahwa Tuhan itu tidak ada hanya karena panca indera manusia tidak bisa mengetahui keberadaan Tuhan adalah pernyataan yang keliru.Berapa banyak benda yang tidak bisa dilihat atau didengar manusia, tapi pada kenyataannya benda itu ada? Betapa banyak benda langit yang jaraknya milyaran, bahkan mungkin trilyunan cahaya yang tidak pernah dilihat manusia, tapi benda itu sebenarnya ada? Berapa banyak zakat berukuran molekul, bahkan nukleus (rambut dibelah 1 juta), sehingga manusia tak bisa melihatnya, ternyata benda itu ada? (manusia baru bisa melihatnya jika meletakan benda tersebut ke bawah mikroskop yang amat kuat).

Berapa banyak gelombang (entah radio, elektromagnetik. Listrik, dan lain-lain) yang tak bisa dilihat, tapi ternyata hal itu ada.Benda itu ada, tapi panca indera manusia lah yang terbatas, sehingga tidak mengetahui keberadaannya.Kemampuan manusia untuk melihat warna hanya terbatas pada beberapa frekuensi tertentu, demikian pula suara. Terkadang sinar yang amat menyilaukan bukan saja tak dapat dilihat, tapi dapat membutakan manusia. Demikian pula suara dengan frekuensi dan kekerasan tertentu selain ada yang tak bisa didengar juga ada yang mampu menghancurkan pendengaran manusia. Jika untuk mengetahui keberadaan ciptaan Allah saja manusia sudah mengalami kesulitan, apalagi untuk mengetahui keberadaan Sang Maha Pencipta!

Memang sulit membuktikan bahwa Tuhan itu ada. Tapi jika kita melihat pesawat terbang, mobil, TV, dan lain-lain, sangat tidak masuk akal jika kita berkata semua itu terjadi dengan sendirinya. Pasti ada pembuatnya.Jika benda-benda yang sederhana seperti korek api saja ada pembuatnya, apalagi dunia yang jauh lebih kompleks.Bumi yang sekarang didiami oleh sekitar 8 milyar manusia, keliling lingkarannya sekitar 40 ribu kilometer panjangnya. Matahari, keliling lingkarannya sekitar 4,3 juta kilometer panjangnya. Matahari, dan 9 planetnya yang tergabung dalam Sistem Tata Surya, tergabung dalam galaksi Bima Sakti yang panjangnya sekitar 100 ribu tahun cahaya (kecepatan cahaya=300 ribu kilometer/detik!) bersama sekitar 100 milyar bintang lainnya. Galaksi Bima Sakti, hanyalah 1 galaksi di antara ribuan galaksi lainnya yang tergabung dalam 1 “Cluster”. Cluster ini bersama ribuan Cluster lainnya membentuk 1 Super Cluster. Sementara ribuan Super Cluster ini akhirnya membentuk “Jagad Raya” (Universe) yang bentangannya sejauh 30 Milyar Tahun Cahaya! Harap diingat, angka 30 Milyar Tahun Cahaya baru angka estimasi saat ini, karena jarak pandang teleskop tercanggih baru sampai 15 Milyar Tahun Cahaya.

Bayangkan, jika jarak bumi dengan matahari yang 150 juta kilometer ditempuh oleh cahaya hanya dalam 8 menit, maka seluruh Jagad Raya baru bisa ditempuh selama 30 milyar tahun cahaya. Itulah kebesaran ciptaan Allah! Jika kita yakin akan kebesaran ciptaan Tuhan, maka hendaknya kita lebih meyakini lagi kebesaran penciptanya.
Dalam Al Qur’an, Allah menjelaskan bahwa Dialah yang menciptakan langit, bintang, matahari, bulan, dan lain-lain:“Maha Suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya.” [Al Furqoon:61]Ada jutaan orang yang mengatur lalu lintas jalan raya, laut, dan udara. Mercusuar sebagai penunjuk arah di bangun, demikian pula lampu merah dan radar. Menara kontrol bandara mengatur lalu lintas laut dan udara. Sementara tiap kendaraan ada pengemudinya. Bahkan untuk pesawat terbang ada Pilot dan Co-pilot, sementara di kapal laut ada Kapten, juru mudi, dan lain-lain. Toh, ribuan kecelakaan selalu terjadi di darat, laut, dan udara. Meski ada yang mengatur, tetap terjadi kecelakaan lalu lintas.

Sebaliknya, bumi, matahari, bulan, bintang, dan lain-lain selalu beredar selama milyaran tahun lebih (umur bumi diperkirakan sekitar 4,5 milyar tahun) tanpa ada tabrakan. Selama milyaran tahun, tidak pernah bumi menabrak bulan, atau bulan menabrak matahari. Padahal tidak ada rambu-rambu jalan, polisi, atau pun pilot yang mengendarai. Tanpa ada Tuhan yang Maha Mengatur, tidak mungkin semua itu terjadi. Semua itu terjadi karena adanya Tuhan yang Maha Pengatur. Allah yang telah menetapkan tempat-tempat perjalanan (orbit) bagi masing-masing benda tersebut. Jika kita sungguh-sungguh memikirkan hal ini, tentu kita yakin bahwa Tuhan itu ada.

“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.” [Yunus:5]“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.” [Yaa Siin:40]

Sungguhnya orang-orang yang memikirkan alam, insya Allah akan yakin bahwa Tuhan itu ada:

“Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan (mu) dengan Tuhanmu.” [Ar Ra’d:2]“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” [Ali Imron:191]Terhadap manusia-manusia yang sombong dan tidak mengakui adanya Tuhan, Allah menanyakan kepada mereka tentang makhluk ciptaannya. Manusiakah yang menciptakan, atau Tuhan yang Maha Pencipta:“Maka terangkanlah kepadaku tentang nutfah yang kamu pancarkan. Kamukah yang menciptakannya, atau Kamikah yang menciptakannya?” [Al Waaqi’ah:58-59]“Maka terangkanlah kepadaku tentang yang kamu tanam? Kamukah yang menumbuhkannya ataukah Kami yang menumbuhkannya?” [Al Waaqi’ah:63-64]“Kamukah yang menjadikan kayu itu atau Kamikah yang menjadikannya?” [Al Waaqi’ah:72]

Di ayat lain, bahkan Allah menantang pihak lain untuk menciptakan lalat jika mereka mampu. Manusia mungkin bisa membuat robot dari bahan-bahan yang sudah diciptakan oleh Allah. Tapi untuk menciptakan seekor lalat dari tiada menjadi ada serta makhluk yang bisa bereproduksi (beranak-pinak), tak ada satu pun yang bisa menciptakannya kecuali Allah:“…Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.” [Al Hajj:73] Sesungguhnya, masih banyak ayat-ayat Al Qur’an lainnya yang menjelaskan bahwa sesungguhnya, Tuhan itu ada, dan Dia lah yang Maha Pencipta.

Mayat Isteri Zina Diserang Ribuan Lintah

Zaman sudah berubah..isteri sekarang semakin berani berlaku curang!”

Kadar gejala seks bebas kian meningkat dalam masyarakat hari ini. Lebih menyedihkan ianya bukan sahaja melibatkan remaja malah lebih ramai di kalangan individu dewasa yang bujang mahupun yang telah berkahwin! Seperti yang pernah penulis kisahkan tentang kecurangan isteri dan balasan yang diterima akibat perbuatan menduakan suami, kini sekali lagi penulis ingin menceritakan azab seksa seorang wanita yang berkahwin tetapi masih melakukan seks bebas.

Kisah ini diceritakan kepada penulis oleh Bomoh Pakar Rawatan Sakit Cinta, En. Idris Zakaria yang kini menetap di Kampung Tasik Berangan, Pasir Mas, Kelantan. Kini beliau bergiat cergas berikhtiar mengubati masalah rumah tangga dan masalah cinta tidak kesampaian, mendapat cerita ini dari kes-kes yang telah diadukan kepadanya. Semoga kita mendapat manfaat dan pengajaran darinya.

“Dalam saya merawat seorang pesakit, saya telah dikhabarkan satu kisah tragis mengenai seorang isteri curang. Jamilah isteri kepada Husin masih jelita walaupun telah beranak pinak. Beliau pandai bergaya, bertudung litup, berkulit putih dan memiliki bentuk badan yang menarik. Jamilah mendapat sumber kewangan dengan cara berniaga kecil-kecilan iaitu dengan menjual beras seludup dari Thailand bagi membantu suami yang ketika itu hanya seorang petani di kampung.

Ketika itu kegiatan penyeludupan beras tidak dikawal oleh kerajaan seperti sekarang maka ramai para wanita melibatkan diri dengan berniaga beras seludup dari Thailand. Pendapatan hasil penjualan beras seludup tidak seberapa hanya boleh menampung hidup seharian sahaja.” Jelas En.Idris.

Suami Jamilah Husin berumur 50an ( bukan nama sebenar ) merestui pekerjaan isterinya itu. Husin juga nampak tidak selincah isterinya, beliau berjiwa lembut dan menurut apa sahaja kata isterinya tanpa banyak bantahan. Semakin lama peranan Husin sebagai ketua keluarga semakin pudar dek ketidaktegasan dirinya terhadap Jamilah yang semakin bebas ke sana ke mari.

Husin baik dan jujur orangnya dan tidak banyak perangai. Jamilah keluar masuk rumah dan melakukan pekerjaan kadang-kadang pulang lewat malam bahkan pernah juga tidak pulang untuk sehari dua tidak menjadi masalah pada Husin. Husin percaya akan apa yang Jamilah lakukan demi mencari wang dan membela nasib keluarganya.

Ramai wanita sekitar kampung Jamilah melakukan pekerjaan menjual beras seludup namun ianya hanya sekadar boleh menyara kehidupan ala kadar sahaja. Berbeza dengan Jamilah yang menampakkan sedikit mewah dengan gelang dan rantai emas yang banyak pada tubuhnya. Ramai orang mempertikai akan kelebihan Jamilah menampakkan mewah sebegitu. Maka ada beberapa orang yang ingin tahu bagaimana dia bekerja, sedangkan ramai juga yang melakukan pekerjaan sama namun tidak semewah Jamilah.

Semenjak itu banyak mata yang mengintip setiap pergerakan Jamilah tanpa disedarinya. Pada mula-mulanya rahsia Jamilah terbongkar ketika pihak Imigresen Thailand membuat pemeriksaan di sempadan maka tertangkap beberapa orang yang cuba menyeludup masuk beras dari Thailand termasuklah Jamilah ditahan sama ketika itu.

Namun setelah beberapa jam kemudian nampak Jamilah dilepaskan oleh seorang pegawai kastam Thailand dengan muka yang senyum dan beras seludupnya juga selamat dibawa balik ke Malaysia. Beberapa orang lain yang menyeludup masuk beras terpaksa membayar denda dan beras terpaksa dirampas Sikap tidak puas hati rakan-rakan penyeludup lain mula membuak-buak mengapa Jamilah terlepas sedangkan mereka menerima nasib sebaliknya. Maka siasatan dibuat oleh beberapa orang yang tidak puas hati berkenaan. Maka pada suatu hari mereka mendapat tahu rupa-rupanya Jamilah telah memberikan rasuah dengan Pegawai Kastam Thailand berkenaan dengan meniduri dirinya.

Malah rasuah tersebut bukan sekali dua bahkan telah banyak kali berlaku setiap kali tidak boleh membolosi diri ditahan Kastam Thailand di sempadan. Tidak lama kemudian dapat lagi berita mengatakan Jamilah juga membuat perniagaan sampingan ketika berada di Thailand. Rupa-rupanya Jamilah memperdagangkan tubuhnya sebagai pelacur dengan lelaki Thailand. Maka tidak mustahil Jamilah mampu membeli emas yang banyak.

Maka heboh diceritakan akan kisah Jamilah yang sedemikian rupa, orang ramai tidak hairan dengan kemewahan yang Jamilah miliki malah dicemuhi dan dipandang jijik terhadapnya oleh orang kampung serta masyarakat setempat. Tergamak Jamilah melakukan perkara terkutuk sedemikian semata-mata mencari sedikit kemewahan. Husin telah diberitahu gejala isterinya itu namun Husin tidak percaya cerita sedemikian dan membuat tidak tahu sahaja.

Husin yang sudah lewat 50an mungkin juga tidak segagah dahulu lagi manakala Jamilah berusia lewat 40an masih bernafsu tidak mustahil ianya satu perlakuan yang terdesak disamping minat pada wang. Husin hanya berserah pada Allah, hendak menuduh isterinya curang beliau tidak mempunyai cukup bukti dan tidak melihat dengan mata kepala sendiri.

Selang beberapa tahun kemudian Jamilah diserang sakit kepala lalu demam dan jatuh sakit. Makin hari makin teruk sakit Jamilah. Selang beberapa minggu kemudian Jamilah mengalami nazak yang teruk. Pada hari sakaratul maut Jamilah dikatakan menyalak seperti anjing untuk beberapa kali kurang daripada sepuluh salakan sebelum nyawanya habis. Jamilah habis nyawa dalam keadaan menyedihkan matanya terbeliak manakala lidahnya terjelir. Ahli keluarga yang berkumpul turut merasa pelik akan kelakuan Jamilah menyalak sebelum menghembuskan nafas terakhir dan mati dalam keadaaan yang sebegitu.

Upacara kematian seperti biasa orang kampung lakukan bagi menyempurnakan jenazah Jamilah. Setelah dikafankan liang lahad disukat dan digali tibalah masa untuk dikebumikan. Sebaik sahaja jenazah Jamilah dimasukkan ke liang lahad tiba-tiba didapati panjang liang lahad itu tidak mencukupi untuk menyimpan mayatnya. Mayat Jamilah diukur semula dan liang lahad di panjang sekali lagi namun masih tidak cukup panjang lagi. Diulangi kali ketiga dipanjangkan lagi liang lahad itu pun begitu juga masih tidak cukup panjang. Satu kejadian luar biasa telah berlaku mayat Jamilah disimpan begitu tanpa memanjangkan lagi liang lahadnya.

Setelah semua keluarga pulang ke rumah tiba masa untuk Husin membuat sijil kematian Jamilah pada hari itu juga. Bila diminta kad pengenalan daripada anak perempuannya kata anaknya itu, “Allah, abah sewaktu mengkafankan mayat ibu saya terletak kad pengenalan atas jenazah mak, bermakna kad pengenalan itu ada bersama mayat mak dalam kubur” Husin agak terganggu memarahi anak perempuannya itu namun terpaksa memanggil penggali kubur di situ agar menggali kembali liang lahad kubur arwah Jamilah yang baru beberapa jam dikebumikan tadi.

Maka kubur itu digali semula, alangkah terkejutnya beberapa orang yang mengikut Husin termasuk diri saya sendiri melihat mayat Jamilah telah didatangi beberapa ekor ulat seperti lintah namun bertaring menggigit tubuh mayat Jamilah. Husin mengenepikan beberapa ekor ulat itu beberapa kali namun ulat yang sama itu kembali ke tempat asal di mana ianya menggigit tubuh mayat Jamilah tadi. Kejadian itu amat pelik sekali.

Setelah itu mayat Jamilah terpaksa dipusingkan agar tangan boleh diseluk ke dalam bungkusan kain kafannya untuk mendapatkan kad pengenalannya. Dalam mengiringkan mayat Jamilah itu sekali lagi kejutan berlaku. Terdapat beribu-ribu ekor ulat seperti lintah bertaring itu berada di bawah mayat Jamilah . Segera kami menimbusnya kembali setelah berjaya mendapatkan kad pengenalannya itu.

Saya tidak dapat membayangkan akan apakah rahsia sebenarnya kejadian yang Allah pertunjukkan sebegitu. Namun saya terasa agak seram dan insaf bila melihat kejadian aneh sebegitu buat pertama kali dalam sejarah hidup saya. Di dunia lagi Allah sudah menunjukkan azabnya apatah lagi diakhirat kelak.

Saya boleh memberikan gambaran atas kejadian begitu bahawa kita manusia tidak boleh lari daripada azab pembalasan jika melakukan salah yang besar atau dosa yang besar. Bagi isteri-isteri tetapkan iman, jangan berlaku curang pada suami kita nescaya dosanya amatlah besar.

Dosa berzina sudah cukup besar tidak tertanggung bagi yang masih bujang, apatah lagi wanita yang bergelar isteri melakukan zina. Nauzubillah…hanya Allah sahaja yang mengetahui akan azabnya kelak.

Di dunia lagi sudah Allah tunjukkan maka sama-sama kita ambil iktibarnya supaya ianya tidak berulang lagi dimasa hadapan pada diri kita atau keluarga kita, minta disisihkan Allah.

p/s: Tak tau lah sejauh mana kebenaranya…sekadar untuk dijadikan tauladan kepada kita semua.

kredit: zzxmelayucyber

Menatap Wajah Insan Tersayang Ketika Mereka Tidor

Renungkan...lihatlah betapa sayangnya kita pada mereka....

Pernahkah anda menatap orang-orang yang anda sayang saat mereka sedang tidur ? Kalau belum, cubalah sekali saja menatap mereka saat sedang tidur. Saat itu yang tampak adalah ekspresi paling wajar dan paling jujur dari seseorang.

Orang paling kejam di dunia pun jika ia sudah tidur tak akan tampak wajah bengisnya.

Perhatikanlah ayah anda saat beliau sedang tidur.

Sedarilah, betapa badan yang dulu kuat dan gagah itu kini semakin tua dan lemah, betapa rambut-rambut putih mulai menghiasi kepalanya, betapa kerut merut mulai terpahat di wajahnya.Orang inilah yang tiap hari bekerja keras untuk kesejahteraan
kita, anak-anaknya. Orang inilah, rela melakukan apa saja asal perut kita kenyang dan pendidikan kita lancar.

Sekarang, beralihlah... Lihatlah ibu anda....

Hmm... kulitnya mulai berkedut dan tangan yang dulu halus membelai- belai tubuh bayi kita itu kini kasar kerana menempuhi kehidupan yang mencabar demi kita. Orang inilah yang tiap hari menguruskan keperluan kita. Orang inilah yang paling rajin mengingatkan dan membebeli kita semata- mata kerana rasa kasih dan sayang, dan sayangnya, itu sering kita salah ertikan.

Cubalah menatap wajah orang-orang yang kita cintai..sayangi itu...
Ayah, Ibu, Suami, Isteri, Kakak, Adik, Anak, Sahabat, Semuanya...

Rasakanlah energi cinta yang mengalir perlahan-lahan saat menatap wajah mereka yang terlelap itu. Rasakanlah getaran cinta yang mengalir deras ketika mengingat betapa banyaknya pengorbanan yang telah dilakukan orang-orang itu untuk kebahagiaan anda. Pengorbanan yang kadang-kadang tertutupi oleh salah faham kecil yang entah kenapa selalu saja nampak besar.

Secara ajaib Tuhan mengatur agar pengorbanan itu akan tampak lagi melalui wajah-wajah jujur mereka saat sedang tidur. Pengorbanan yang kadang melelahkan serta memenatkan mereka namun enggan mereka ungkapkan. Dan ekspresi wajah ketika tidur pun membantu untuk mengungkap segalanya.

Tanpa kata, tanpa suara dia berkata... "betapa lelahnya..penatnya aku hari ini". Dan penyebab lelah dan penat itu? Untuk siapa dia berpenat lelah, Tak lain adalah untuk KITA.....

Suami yang bekerja keras mencari nafkah, isteri yang bekerja keras mengurus dan mendidik anak, juga rumah. Kakak, adik, anak dan sahabat yang telah menemani hari-hari suka dan duka bersama kita.

Resapilah kenangan-kenangan manis dan pahit yang pernah terjadi dengan menatap wajah-wajah mereka. Rasakanlah betapa kebahagiaan dan rasa terharu seketika menerpa jika mengingat itu semua.

Bayangkanlah apa yang akan terjadi jika esok mereka "orang-orang terkasih itu" tak lagi membuka matanya, untuk selamanya ... "

dari NYA kita datang, kepada NYA kita kembali...

Wanita2 Penghuni Syurga

"Setiap insan tentunya mendambakan kenikmatan yang paling tinggi dan abadi. Kenikmatan itu adalah Syurga. Dalam Al Qur'an banyak sekali ayat-ayat yang menggambarkan kenikmatan-kenikmatan Syurga.

"(Apakah) perumpamaan (penghuni) Syurga yang dijanjikan kepada orang-orang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tidak berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lazat rasanya bagi peminumnya, dan sungai-sungai dari madu yang disaring dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?" (Muhammad : 15)
Nikmatnya Syurga!

Di samping mendapatkan kenikmatan-kenikmatan tersebut, orang-orang yang beriman kepada Allah SWT kelak akan mendapatkan pendamping (isteri) dari bidadari-bidadari Syurga nan rupawan yang banyak dikisahkan dalam ayat-ayat Al Qur'an yang mulia, di antaranya :

"Dan (di dalam Syurga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik." (Al Waqiah : 22-23)

"Dan di dalam Syurga-Syurga itu ada bidadari-bidadari yang sopan, menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni Syurga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin." (Ar Rahman : 56)

"Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan." (Ar Rahman : 58)

"Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan penuh cinta lagi sebaya umurnya." (Al Waqiah : 35-37)

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa Sallam menggambarkan keutamaan-keutamaan wanita penduduk Syurga dalam sabda beliau :

" ... seandainya salah seorang wanita penduduk Syurga menengok penduduk bumi niscaya dia akan menyinari antara keduanya (penduduk Surga dan penduduk bumi) dan akan memenuhinya bau wangi-wangian. Dan setengah dari kerudung wanita Syurga yang ada di kepalanya itu lebih baik daripada dunia dan isinya." (HR. Bukhari dari Anas bin Malik radliyallahu 'anhu)

Dalam hadith lain Rasulullah SAW bersabda :

Sesungguhnya isteri-isteri penduduk Syurga akan memanggil suami-suami mereka dengan suara yang merdu yang tidak pernah didengarkan oleh seorangpun. Di antara yang didendangkan oleh mereka : "Kami adalah wanita-wanita pilihan yang terbaik. Isteri-isteri kaum yang termulia. Mereka memandang dengan mata yang menyejukkan." Dan mereka juga mendendangkan : "Kami adalah wanita-wanita yang kekal, tidak akan mati. Kami adalah wanita-wanita yang aman, tidak akan takut. Kami adalah wanita-wanita yang tinggal, tidak akan pergi." (Shahih Al Jami' nombor 1557)

Ciri-ciri Wanita Syurga

Isteri-isteri kaum Mukminin yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tersebut akan tetap menjadi pendamping suaminya kelak di Syurga dan akan memperoleh kenikmatan yang sama dengan yang diperoleh penduduk Surga lainnya, tentunya sesuai dengan amalnya selama di dunia.

Di antara ciri-ciri wanita ahli Surga adalah :

01.Bertakwa

02.Beriman kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-Nya, Rasul-Rasul-Nya, hari kiamat, dan takdir yang baik dan buruk

03.Bersaksi bahawa tiada ilah yang berhak disembah kecuali Allah, dan Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadlan, dan naik haji bagi yang mampu

04.Ihsan, yaitu beribadah kepada Allah seakan-akan melihat Allah dan dia mengetahui bahwa Allah melihat dirinya.

05.Ikhlas beribadah kerana Allah, tawakkal, mencintai Allah dan Rasul-Nya, takut terhadap azab Allah, mengharap rahmat Allah, bertaubat kepada-Nya, dan bersabar atas segala takdir-takdir Allah serta mensyukuri segala kenikmatan yang diberikan kepadanya.

06.Gemar membaca Al Qur'an dan berusaha memahaminya, berzikir mengingat Allah ketika sendirian atau tidak dan berdoa kepada Allah semata

07.Menghidupkan amar ma'ruf dan nahi mungkar pada keluarga dan masyarakat.

08.Berbuat baik (ihsan) kepada tetangga, anak yatim, fakir miskin, dan seluruh makhluk, serta berbuat baik terhadap haiwan ternak yang dia miliki

09.Menyambung tali persaudaraan terhadap orang yang memutuskannya, memberi kepada orang, menahan pemberian kepada dirinya, dan memaafkan orang yang menzaliminya.

10.Berinfak, baik ketika lapang maupun dalam keadaan sempit, menahan amarah dan memaafkan manusia

11.Adil dalam segala perkara terhadap seluruh makhluk

12.Menjaga lisannya dari perkataan dusta, saksi palsu dan menceritakan kejelekan orang lain (ghibah)

13.Menepati janji dan amanah yang diberikan kepadanya.

14.Berbakti kepada kedua orang tua

15Menyambung silaturahmi dengan karib kerabatnya, sahabat terdekat dan terjauh

Demikian beberapa ciri-ciri wanita Ahli Syurga yang kami sadur dari kitab Majmu' Fatawa karya Syaikhul Islam Ibnu Tamiyyah juz 11 halaman 422-423. Ciri-ciri tersebut bukan merupakan suatu batasan tetapi ciri-ciri wanita Ahli Syurga seluruhnya masuk dalam kerangka taat kepada Allah dan Rasul-Nya.

" ... dan barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam Syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai sedang mereka kekal di dalamnya dan itulah kemenangan yang besar." (An Nisa' : 13)

Saturday, November 12, 2011

Al Masih Dajjal dan Freemason

Doa Menghindari Fitnah Dajal

“Ya Allah,aku berlindung kepadaMu dari azab neraka, aku berlindung kepadaMu dari azab neraka jahannam, aku berlindung kepadaMu dari fitnah kehidupan dunia dan kematian dan berlindung kepadaMu dari Al - Masih Dajjal”

Mengenali dajjal dengan lebih mendalam “Rasululah s.a.w telah berkhutbah di hadapan kami. Dalam khutbahnya itu Baginda banyak menyentuh masalah Dajjal. Baginda telah bersabda: “Sesungguhnya tidak ada fitnah (kerosakan) di muka bumi yang paling hebat selain daripada fitnah yang dibawa oleh Dajjal.Setiap Nabi yang diutus oleh Allah S.W.T ada mengingatkan kaumnya tentang Dajjal. Aku adalah nabi yang terakhir sedangkan kamu adalah umat yang terakhir.

Dajjal itu tidak mustahil datang pada generasi kamu.Seandainya dia datang sedangkan aku masih ada di tengah - tengah kamu, maka aku adalah sebagai pembela bagi setiap mukmin.Kalau dia datang sesudah kematianku, maka setiap orang menjaga dirinya Dan sebenarnya Allah S.W.T akan menjaga orang-orang mukmin.

“Dajjal itu akan datang nanti dari satu tempat antara Syam dan Iraq. Dan mempengaruhi manusia dengan begitu cepat sekali.Wahai hamba Allah, wahai manusia, tetaplah kamu. Di sini akan aku terangkan kepada kamu ciri-ciri Dajjal, yang belum diterangkan oleh nabi-nabi sebelumku kepada umatnya.

“Pada mulanya nanti Dajjal itu mengaku dirinya sebagai nabi. Ingatlah, tidak ada lagi nabi sesudah aku. Setelah itu nanti dia mengaku sebagai Tuhan. Ingatlah bahawa Tuhan yang benar tidak mungkin kamu lihat sebelum kamu mati.Dajjal itu cacat matanya sedangkan Allah S.W.T tidak cacat,bahkan tidak sama dengan baharu.Dan juga di antara dua mata Dajjal itu tertulis ‘KAFIR’ yang dapat dibaca oleh setiap mukmin yang pandai membaca atau buta huruf.

“Diantara fitnah Dajjal itu juga dia membawa syurga dan neraka. Nerakanya itu sebenarnya syurganya sedangkan syurganya itu neraka, iaitu panas.Sesiapa diantara kamu yang disiksanya dengan nerakanya, hendaklah dia meminta pertolongan kepada Allah S.W.T dan hendaklah dia membaca pangkal surah al - Kahfi,maka nerakanya itu akan sejuk sebagaimana api yang membakar Nabi Ibrahim A.S itu menjadi sejuk.

Di antara tipu dayanya itu juga dia berkata kepada orang Arab: “Seandainya aku sanggup menghidupkan ayah atau ibumu yang sudah lama meninggal dunia itu,apakah engkau mengaku aku sebagai Tuhanmu?” Orang Arab itu akan berkata: “Tentu.” Maka syaitan pun datang menyamar seperti ayah atau ibunya.

Rupanya sama,sifat - sifatnya sama dan suaranya pun sama.Ibu bapanya berkata kepadanya: “Wahai anakku,ikutilah dia, sesungguhnya dialah Tuhanmu” Di antara tipu dayanya juga dia tipu seseorang,iaitu dia bunuh dan dia belah dua.Setelah itu dia katakan kepada orang ramai: “Lihatlah apa yang akan kulakukan terhadap hambaku ini,sekarang akan kuhidupkan dia semula.

Dengan izin Allah orang mati tadi hidup semula.Kemudian Laknatullah ALLAH Itu bertanya: “Siapa Tuhanmu?” Orang yang dia bunuh itu, yang kebetulan orang beriman,menjawab: “Tuhanku adalah Allah,sedangkan engkau adalah musuh Allah.” Orang itu bererti lulus dalam ujian Allah
dan dia termasuk orang yang paling tinggi darjatnya di syurga.” Kata Rasulullah s.a.w lagi: “Di antara tipu dayanya juga dia suruh langit supaya menurunkan hujan tiba-tiba hujan pun turun. Dia suruh bumi supaya mengeluarkan tumbuh - tumbuhannya tiba-tiba tumbuh.
Dan termasuk ujian yang paling berat bagi manusia, Dajjal itu datang ke perkampungan orang-orang baik dan mereka tidak mengakunya sebagai Tuhan.
maka disebabkan yang demikian itu tanam-tanaman dan ternakan mereka tidak menjadi. “Dajjal itu datang ke tempat orang-orang yang percaya kepadanya dan penduduk kampung itu mengakunya sebagai Tuhan. Disebabkan yang demikian hujan turun di tempat mereka dan tanaman mereka pun menjadi.“Tidak ada kampung atau daerah di dunia ini yang tidak didatangi Dajjal, kecuali Makkah dan Madinah.

Kedua-dua kota itu tidak dapat ditembusi oleh Dajjal kerana dikawal oleh Malaikat. Dia hanya berani menginjak pinggiran Makkah dan Madinah.Namun demikian ketika Dajjal datang ke pergunungan diluar kota Madinah,kota Madinah bergoncang seperti gempa bumi. Ketika itu orang-orang munafik kepanasan seperti cacing dan tidak tahan lagi tinggal di Madinah.Mereka keluar dan pergi bergabung dengan orang-orang yang sudah menjadi pengikut Dajjal.

Inilah yang dikatakan hari pembersihan kota Madinah.”Dalam hadis yang lain, “di antara fitnah atau tipu daya yang dibawanya itu, Dajjal itu lalu di satu tempat kemudian mereka mendustakannya (tidak beriman kepadanya), maka disebabkan yang demikian itu tanam - tanaman mereka tidak menjadi dan hujan pun tidak turun di daerah mereka. Kemudian dia lalu disatu tempat mengajak mereka supaya beriman kepadanya.Mereka pun beriman kepadanya.

Maka disebabkan yang demikian itu Dajjal menyuruh langit supaya menurunkan hujannya dan menyuruh bumi supaya menumbuhkan tumbuh - tumbuhannya.Maka mereka mudah mendapatkan air dan tanam-tanaman mereka subur.” Dari Anas bin Malik, katanya Rasulullah s.a.w bersabda: “Menjelang turunnya Dajjal ada tahun - tahun tipu daya,iaitu tahun orang - orang pendusta dipercayai orang dan orang jujur tidak dipercayai. Orang yang tidak amanah dipercayai dan orang amanah tidak dipercayai.


”Dari Jabir bin Abdullah, katanya Rasulullah s.a.w ada bersabda: “Bumi yang paling baik adalah Madinah.Pada waktu datangnya Dajjal nanti MADINAH dikawal oleh para malaikat.Dajjal tidak sanggup memasuki Madinah.Pada waktu datangnya Dajjal (di luar Madinah),kota Madinah bergegar tiga kali.Orang-orang munafik yang ada di Madinah (lelaki atau perempuan) bagaikan cacing kepanasan kemudian mereka keluar
meninggalkan Madinah.

Kaum wanita adalah yang paling banyak lari ketika itu.Itulah yang dikatakan hari pembersihan. Madinah membersihkan kotorannya seperti tukang besi membersihkan karat - karat besi. ”Diriwayatkan oleh Ahmad,hadis yang diterima dari Aisyah r.a. mengatakan: “Pernah satu hari Rasulullah s.a.w masuk ke rumahku ketika aku sedang menangis. Melihat saya menangis beliau bertanya:

“Mengapa menangis?” Saya menjawab: “Ya Rasulullah, engkau telah menceritakan Dajjal,maka saya takut mendengarnya.” Rasulullah s.a.w berkata: “Seandainya Dajjal datang pada waktu aku masih hidup,maka aku akan menjaga kamu dari gangguannya.Kalau dia datang setelah kematianku,maka Tuhan kamu tidak buta dan cacat.” Dari Jabir bin Abdullah,katanya Rasulullah s.a.w bersabda: “Dajjal muncul pada waktu orang tidak berpegang kepada agama dan jahil tentang agama.

Pada zaman Dajjal ada empat puluh hari, yang mana satu hari terasa bagaikan setahun, ada satu hari yang terasa bagaikan sebulan, ada satu hari yang terasa satu minggu,kemudian hari - hari berikutnya seperti hari biasa.”Ada yang bertanya: “Ya Rasulullah, tentang hari yang terasa satu tahun itu,apakah boleh kami solat lima waktu juga?” Rasulullah s.a.w menjawab: “Ukurlah berapa jarak solat yang lima waktu itu.”

Menurut riwayat Dajjal itu nanti akan berkata: “Akulah Tuhan sekalian alam, dan matahari ini berjalan dengan izinku. Apakah kamu bermaksud menahannya?” Katanya sambil ditahannya matahari itu,sehingga satu hari lamanya menjadi satu minggu atau satu bulan.Setelah dia tunjukkan kehebatannya menahan matahari itu,dia berkata kepada manusia:

“Sekarang apakah kamu ingin supaya matahari itu berjalan?” Mereka semua menjawab: “Ya, kami ingin.” Maka dia tunjukkan lagi kehebatannya dengan menjadikan satu hari begitu cepat berjalan.Menurut riwayat Muslim,Rasulullah s.a.w bersabda: “Akan keluarlah Dajjal kepada umatku dan dia akan hidup di tengah - tengah mereka selama empat puluh.

Saya sendiri pun tidak pasti apakah empat puluh hari,empat puluh bulan atau empat puluh tahun. Kemudian Allah mengutus NABI Isa A.S yang rupanya seolah-olah Urwah bin Mas’ud dan kemudian membunuh Dajjal itu.” Tarikh tepat kejadian hari kiamat tidak dapat ditentukan oleh sesiapa kerana ia termasuk dalam `ilm al - ghaib yang tersembunyi daripada manusia.Tiada siapa mampu mengusahakan ilmu ini, sekalipun dia seorang nabi atau rasul utusan Allah S,W.T .

Namun tiada siapa pula yang menafikan bahawa kiamat hampir tiba waktunya. Baginda Rasulullah s.a.w. dalam hadis riwayat Jabir menyatakan: Jarak antara kiamat dan kebangkitanku, seperti antara jari telunjuk dan jari hantu.Maksudnya dekat dan tidak dipisahkan dengan kebangkitan mana - mana nabi lagi.(Hadis riwayat Bukhari dalam kitab al-Tafsir 8/530 Muslim dalam kitab al-Fitan, bilangan 2950).

Antara tanda-tanda besar kiamat ialah terbitnya matahari waktu pagi dari arah barat, munculnya Imam Mahdi ,Ya'juj dan Ma'juj, turun Nabi Isa a.s, keluar haiwan ganjil dari perut bumi, muncul Dajjal dan lain-lain.Kemunculan Dajjal dianggap antara tiga manusia yang ditunggu- tunggu sebelum kejadian kiamat, disamping Nabi Isa dan Imam Mahdi. Kemunculan Imam Mahdi dan Dajjal perlu diteliti dengan tenang kerana sekian ramai individu yang mengaku dirinya Mahdi,bahkan tidak kurang juga individu yang didakwa sebagai Dajjal,kerana tabiatnya
yang suka berdusta dan menipu.

Banyak hadis membicarakan kemunculan Dajjal sebagai salah satu antara tanda-tanda kiamat.Hadis yang paling sahih tentang kemunculan Dajjal ialah hadis riwayat Muslim yang menyatakan bahawa Nabi MUHAMMAD s.a.w. selalu memohon doa agar Allah melindunginya daripada fitnah Dajjal.Diriwayatkan,mata rantai yang mengikat Dajjal ini terputus satu mata pada setiap tahun.Apabila tiba waktu kemunculannya,semua mata rantai itupun terungkai dan tidak dapat disambung lagi..

Freemasons atau Freemasonry adalah sebuah pertubuhan persaudaraan yang mula muncul antara akhir abad ke 16 dan awal abad ke 17. Sekarang ini mereka ada merata-rata di dunia dengan keahlilan sekitar 5 juta orang iaitu sekitar 480 000 di England, Scotland dan Ireland, dan bawah dari 2 juta orang di Amerika Syarikat.

Mereka percaya kepada suatu kuasa yang mereka puja yang mana kuasa itulah yang diakui mereka sebagai ‘God’ atau ‘Tuhan’. Dan Tuhan yang dipuja-puja mereka itu secara ringkasnya boleh dikatakan disini adalah Tuhan yang digelar mereka sebagai ‘The all seeing-eye’ atau ‘Mata yang dapat melihat segala sesuatu’ (Dajjal).Dan itulah mata satu yang seringkali digambarkan oleh mereka dalam banyak simbol-simbol mereka.

Simbol ‘Tuhan bermata satu’ yang terdapat pada wang USD $1 dimana pengaruh Illuminati telah menyelinap masuk kedalam kerajaan Amerika Syarikat sejak dahulu lagi. Presiden-presiden Amerika Syarikat sejak George Washington lagi sudah terlibat dengan kumpulan Freemasons ini, sehinggalah kepada Presiden George W. Bush yang juga merupakan ahli tetap kepada Skull and Bones,juga merupakan antara sebahagian daripada kumpulan Illuminati itu

Secret Society - Ciri-ciri Seorang Mason

United States Of America merupakan negara Freemason yang pertama wujud di atas muka bumi. Pusat pemerintahan Masonic yang pertama terletak di Washington D.C. Diasaskan oleh George Washington (Master Mason 33 degree)- Gambar di atas, perlantikan beliau sebagai Presiden US secara tidak langsung telah menabalkan beliau sebagai Head Master of Mason.

Ada beberapa ciri dan perihal yang perlu dikenal pasti sebelum kita mengkelaskan seseorang itu dari golongan ahli free Mason.

1. Memakai Monkey jacket.
2. Memakai apron kecil (seperti apron tukang batu zaman dahulu )
3. Terdapat huruf G
4. Wujud lantai berpetak hitam putih (chekered floor)
5. Terdapat sebatang atau dua pillar (tiang)

Sebagai tanda penghormatan. Ahli- -ahli masonic telah mewujudkan sebuah lodge dan menamakan lodge tersebut bersempena nama beliau iaitu “The George Washington Masonic Lodge”. Mereka juga membina tugu dan meletakan pada memorial beliau.

Freemason Lodge di Ipoh Perak [MALAYSIA]

Malaysia

HRH Colonel Sir Ibrahim, The Sultan of Johor. Initiated, 11th April 1906 in Empire Lodge No. 2108 in London.

H.H. Tunku Abdul Malik Ibni Sultan Badlishah, House of Kedah. Initiated, 9th January 1959, Lodge Kedah No. 3830 E.C. Sungei Petani.

HRH Sultan Idris Ibni Sultan Iskandar Shah, Sultan of Johor. Initiated 9th July 1960, Lodge Napier No. 3418 EC in Ipoh.

HRH Ghaz'zara Shazrul Al-Mahdi a.s. Initiated, 23rd July 1978, Lodge No 1 in London.

Rujuk Link Ini ---->> http://www.wisdomlodge202.org/famous_masons.htm



Freemasons Lodge 1555 Penang,Malaysia.

Malaysia is a South East Asian country consisting of the former British colonies of Malaya (now East Malaysia), and North Borneo (Sarawak and Sabah, now West Malaysia). Masonry in this area is controlled by District Grand Lodges under England and Scotland.

The first lodge in the country then known as Malaya was established at Penang in 1809. This was an English lodge warranted by the Antients, but it subsequently expired. It was not until 1875 that Malaya received a lodge that was to survive.

This was the English lodge, Royal Prince of Wales #1555, which still works happily at Penang. Scotland’s earliest surviving lodge also works at Penang, Lodge Scotia #1003, warranted in 1906. Currently, twenty-nine regular lodges work in the country.

Mereka ini bertuhankan Dajjal si cacat sebelah mata...

Di Manakah Syurga dan di Mana Neraka?

Bahagian terakhir dari kehidupan akhirat adalah syurga dan neraka. Syurga adalah tempat yang digambarkan tersangat indah dan penuh dengan segala keperluan, yang disediakan bagi orang-orang yang banyak berbuat kebajikan. Sedangkan neraka adalah tempat yang digambarkan sangat mengerikan untuk orang-orang yang banyak berbuat dosa dan kejahatan.

Di manakah kedua-dua tempat itu berada? Sampai sejauh ini, kebanyakan kita tidak memperoleh kesimpulan yang cukup memadai untuk menggambarkan syurga. Padahal sebenarnya Al-Qur'an memberikan keterangan yang cukup banyak tentang kedua-duanya. Jika kita mencermatinya, Insya Allah kita bisa memperoleh gambaran yang cukup baik.

Yang pertama, syurga itu ternyata luasnya seluas langit dan bumi. Hal ini disebutkan Allah di dalam firmanNya;

“Dan bersegeralah kalian kepada ampunan Allah dan syurga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan kepada orang-orang yang bertakwa.” - Ali Imran 3: 133

Berapakah luasnya langit dan bumi? Bagi menjawab pertanyaan ini, harus terlebih dahulu pertanyaan: langit yang mana, dan bumi yang mana? Apakah ada beberapa langit dan ternyata bahawa langit kita ada 7 buah, dan dengan demikian apakah ada maklumatnya di dalam Al-Qur'an? Ia ada dijelaskan oleh Allah di dalam firmanNya;

"Allah-lah yang menciptakan tujuh langit, dan seperti itu pula bumi. - Ath-Talaaq 65: 12

Bagaimanakah kita mahu menjelaskan bahawa langit dan bumi itu ada tujuh? Hal ini memang tersangat abstrak, tetapi sebenarnya bisa dijelaskan dengan teori dimensi.

Akan tetapi secara ringkas dan global kita cuba uraikan. Berulangkali, Allah memang mengatakan bahwa Dia menciptakan langit alam semesta ini sebenarnya bukan hanya satu, melainkan tujuh. Langit yang pertama dihuni oleh manusia, haiwan dan tumbuhan serta benda-benda langit seperti bintang, planet, galaksi, supercluster dan sebagainya. Langit yang disebut sebagai langit dunia ini berdimensi 3.

Langit kedua dihuni oleh bangsa jin. Mereka memiliki dimensi 4. Alamnya sebenar berdampingan dengan kita, akan tetapi tidak bersentuhan kerana memang dimensinya berbeza. Perbandingannya bagaikan 'Dunia Bayangan' yang 2 dimensi dan hidup di permukaan tembok, dengan 'Dunia Manusia' yang berdimensi 3, hidup di dalam ruangan. Kedua dunia itu hidup berdampingan tetapi tidak bercampur-aduk.

Langit ketiga sampai keenam, berturut-turut adalah berdimensi 5, 6, 7 dan 8. Semua langit itu digunakan dalam masa penantian' oleh jiwa-jiwa manusia yang telah mati, selama di Alam Barzakh. Rasulullah, diceritakan pernah bertemu jiwa para Nabi ketika menjalani Mi'raj ke langit yang ketujuh.

Langit yang ke tujuh adalah langit tertinggi, yang berdimensi 9. Di langit inilah terdapat syurga dan neraka. Ketika berada di Sidratul Muntaha, di langit ketujuh Rasulullah pernah melihat syurga. Hal ini diceritakan di ayat berikut ini.

“Di Sidratul Muntaha.”
“Di dekatnya ada syurga tempat tinggal” - An-Najm 53: 14 - 15

Langit ketujuh adalah langit yang 'terbesar' dan 'tertinggi' di antara ke tujuh langit itu. Sebab, menurut teori dimensi, langit yang lebih rendah dimensinya, termuat oleh langit yang lebih tinggi dimensinya. Bererti langit ketujuh memuat langit keenam, memuat langit kelima, keempat ketiga, kedua dan yang pertama.

Bayangkan, ibarat sebuah kubus (dimensi 3) yang tersusun daripada lembaran-lembaran luasan (dimensi 2), dan tersusun oleh garis-garis (berdimensi 1), serta memuat titik-titik dalam jumlah tidak terhingga sebagai komponen penyusunnya.

Pendek kata, langit ketujuh memuat seluruh eksistensi yang ada di langit pertama sampai ketujuh. Maka, ketika syurga itu berada di langit ketujuh, sebenarnya syurga itu memang memiliki luas yang seluas luasnya: terbentang antara langit dan bumi. Bukan hanya langit dunia, melainkan langit akhirat, iaitu di langit yang ketujuh. Akan tetapi, semua itu bisa diperhatikan dari bumi yang kita diami ini. Kenapa demikian?

Bumi yang kita diami ini berada di dalam pertama, iaitu di langit dunia. Akan tetapi, disebabkan langit pertama menjadi komponen penyusun langit kedua, maka bumi ini juga berada di langit kedua. Jika sebuah garis tersusun dari titik-titik, dan sebuah luasan tersusun dari garis garis yang dijejer, maka titik-titik itu pun akan menjadi penyusun luasan.

Demikian pula, bumi sebagai komponen penyusun langit pertama, juga tetap eksis di langit kedua, di langit ketiga sampai langit yang ketujuh. Oleh sebab sudut pandang setiap langit adalah berbeza-beza, maka bumi yang sama dilihat dari langit pertama akan berbeza dibandingkan dengan dilihat dari langit kedua. Demikian pula akan berbeza jika dilihat dari langit ketiga sampai langit ketujuh.

Sehingga, kita bisa memahami apa yang dikatakan di ayat QS. 65 : 12 di atas, bahawa sebagaimana langit, bumi temyata juga ada 7 buah. Sebenarnya, bukan ada 7 buah bumi, melainkan bumi yang satu tersebut memiliki 7 wajah sesuai dengan sudut pandang langitnya.

Dari bumi yang satu itu juga kita sebenarnya bisa memerhatikan langit yang ketujuh. Untuk bisa merasakan syurga dan neraka, kita tidak perlu beranjak ke mana-mana. Cukup dari bumi saja!

Oleh kerana itu Allah mengatakan bahawa akhirat itu sebenarnya terjadi di bumi, seperti dikatakan Allah di QS. 7:25. Di bumi itulah kita hidup, di bumi itulah kita akan mati, dan di bumi itu pula kita dibangkitkan.

Jadi, pada kenyataannya, kita ini sudah berada di dalam akhirat (langit ketujuh) sejak hidup di dunia. Hanya disebabkan keterbatasan fizik dan indera kita saja, maka kita tidak menyedari bahawa kita telah berada di dalam alam akhirat sejak awal.

Alam akhirat bukanlah alam yang sekarang tidak ada, lantas nanti diadakan setelah terjadinya kiamat. Bukan begitu. Alam akhirat ini sekarang sudah pun sedia ada.

Bahkan, sejak alam semesta diciptakan, Allah sudah menciptakan akhirat, syurga dan neraka di langit yang ketujuh. Tetapi kita belum bisa merasakannya, kerana badan kita 'terikat' di dimensi 3. Sementara itu, akhirat berada di dimensi 9.

Buktinya, Rasulullah sudah pernah melihat syurga itu di langit ketujuh, saat Mi'raj. Dan ketika itu, sebenarnya Rasulullah tidak beranjak dari bumi. Beliau hanya mengalami perjalanan dimensional, dari dimensi 3 di langit pertama menuju dimensi 9 di langit ketujuh. Tetapi beliau masih tetap berada di bumi! Oleh sebab itu, syurga ini bisa ditampakkan atau tidak ditampakkan oleh Allah kepada kita, kerana ia memang sudah ada.

Persoalannya, ia tersembunyi dari pandangan kita disebabkan terbatasnya dimensi manusia. Jika batas-batas dimensi itu disingkapkan oleh Allah, kita akan bisa 'melihatnya' atau bahkan merasakannya.

Nah, hal itu bakal terjadi kepada kita setelah terjadinya kiamat bumi. Alam semesta bergerak menciut kembali, sehingga hukum alamnya akan berbalik 180 derajat. Indera kita, termasuk 'mata hati', bakal bisa memerhati dan merasakan seluruh langit yang tujuh itu dari bumi. Kita lantas bisa 'melihat' syurga dan neraka, termasuk para malaikat yang hidup di langit ketujuh.

Dialah Allah yang menciptakan cinta, maka cintailah Allah di atas segalanya kerana Dia telah memberikan kita hati untuk mencinta dan cintailah apa yang Allah cinta terhadapnya.

kredit: Elias Hj Idris

Sifat-sifat Terkutuk Yahudi

Dalam Al-quran sedikit sebanyak disebutkan 22 sifat buruk bangsa Yahudi iaitu:

1. Keras hati dan zalim (Al Baqarah:75,91,93,120,145,1
70; An-Nisa:160; Al-Maidah:41)

2. Kebanyakan fasik dan sedikit beriman kepada Allah S.W.T (Ali Imran:110; An-Nisa:55)

3. Musuh yang paling bahaya bagi orang-orang Islam (Al-Maidah:82)

4. Amat mengetahui kekuatan dan kelemahan orang-orang Islam seperti mereka mengenal anak mereka sendiri (Al-An’am:20)

5. Mengubah dan memutarbalikkan kebenaran (Al Baqarah:75, 91,101,140,145,211; Ali Imron:71,78; An-Nisa:46; Al-Maidah:41)

6. Menyembunyikan bukti kebenaran (Al-Baqarah:76,101,120,146; Ali Imron:71)

7. Hanya menerima perkara-perkara atau kebenaran yang dapat memenuhi cita rasa atau nafsu mereka (Al-Baqarah:87,101,120,146; Al-Maidah:41)

8. Ingkar dan tidak dapat menerima keterangan dan kebenaran AlQuran (Al-Baqarah:91,99; Ali Imron:70)

9. Memekakkan telinga kepada seruan kebenaran,membisukan diri untuk mengucapkan perkara yang benar, membutakan mata terhadap bukti kebenaran dan tidak menggunakan akal untuk menimbangkan kebenaran (Al-Baqarah:171)

10. Mencampuradukkan yang benar dan yang salah,yang hak dan yang batil (Ali Imran:71)

11. Berpura-pura mendukung orang Islam tetapi apabila ada dibelakang orang-orang Islam, mereka mengutuk dengan sekeras-kerasnya (Al-Baqarah:76; Ali Imran:72,119)

12. Hati meraka sudah tertutup akan Islam kerana dilaknat oleh Allah S.W.T yang disebabkan oleh kekufuran mereka sendiri (Al-Baqarah: 88,120,145,146)

13. Kuat berpegang pada rasa kebangsaan mereka dan mengatakan bahwa mereka adalah bangsa yang istimewa yang dipilih oleh Allah dan menyakini agama yang selain daripada Yahudi adalah salah (Al-Baqarah:94,111,113,120,135,145; Al-Maidah:18)

14. Tidak akan ada kebaikan untuk seluruh manusia jika mereka memimpin (An-Nisa:53)

15. Tidak suka,dengki,iri hati terhadap orang-orang Islam (Al-Baqarah :90,105,109,120)

16. Mencintai kemewahan dan kehidupan dunia, bersifat tamak dan rakus, menginginkan umur yang panjang dan mengejar kesenangan serta takut akan kematian (Al-Baqarah:90,95,96,212)

17. Berkata bohong, mengingkari janji dan melampaui batas (Al-Baqarah :100,246,249 Ali Imran:183,184; An-Nisa:46)

18. Berlindung di sebalik mulut yang manis dan perkataan yang baik (Al-Baqarah:204,246; Ali Imron:72; An-Nisa:46)

19. Mengada-ada perkara-perkara dusta dan suka kepada perkara-perkara dusta (Ali Imran:24,94,183,184; Al-Maidah:41)

20. Berlaku sombong dan memandang rendah terhadap orang-orang Islam (Al-Baqarah:206,212,247)

21. Tidak amanah dan memakan hak orang lain dengan cara yang salah (Ali Imran:75,76; At-Taubah:34)

22. Selalu melakukan kerosakan dan menganjurkan peperangan (Ali Imran:64)

MINTA IZIN SUAMI ATAU SETAKAT BERITAHU SAHAJA..




SEORANG SUAMI MEMBERITAHU, isterinya selalu memberitahunya tentang sesuatu tindakan yang hendak dilakukan, atau untuk keluar rumah, ketika perbuatan atau tindakan tersebut hampir berlaku. Contohnya: "I dah janji dengan kawan nak ke pekan jam 3 ni." … Masa tu, hanya beberapa minit ke jam 3 dan si isteri dah pun bersiap nak keluar. Nak larang? Mesti bergaduh besar la, katanya... Hukum syarak menetapkan seorang isteri perlu mendapatkan izin suami untuk melakukan apa juga tindakan dan perbuatan termasuk untuk keluar daripada rumah walaupun untuk bekerja, ke pasar atau ketika berdepan dengan kes-kes kecemasan...



Diriwayatkan pada zaman Rasulullah S.A.W., seorang isteri diberikan pengiktirafan oleh baginda Rasulullah s.a.w. kerana tahap ketaatan yang tidak berbelah bahagi kepada si suami. Menurut riwayat, si suami terlibat dalam perang berjihad ke jalan Allah.. Dalam tempoh tersebut, si isteri yang ditinggalkan di rumah didatangi seorang saudaranya daripada kampung mengkhabarkan tentang ayahnya yang sakit tenat. Si isteri hanya menjawab: "Baliklah dahulu. Suamiku tiada di rumah.".. Tak lama, saudara tadi berjumpa sekali lagi dengan si isteri, mengkhabarkan ayahnya telah meninggal dunia. Si isteri masih berikan jawapan yang sama: "Baliklah dahulu. Suamiku tiada di rumah."… Tidak lama, si suami pulang daripada berjuang. Si isteri memberikan sepenuh layanan kepada si suami... Bila yakin si suami mendapat layanan sebaiknya, barulah si isteri mengkhabarkan berita tentang ayahnya…Apabila diberitahu kepada Rasulullah s.a.w., baginda memberitahu bahawa ayahnya masuk syurga kerana anak yang taat kepada suaminya itu…



Kisah ini adalah sebagai panduan betapa seorang isteri perlukan izin daripada suami dalam setiap perkara hatta kes kecemasan sekalipun yang melibatkan kaum keluarga si isteri. Memang itu kehendak hukum syarak…. Terdapat perbezaan yang besar antara dapatkan izin dan beritahu. Kalau isteri beritahu dan suami tidak izinkan, si isteri tidak boleh lakukan perkara yang dihajati tersebut. Seorang isteri memberitahu: “… Jika suami ada di rumah, saya akan mohon izin untuk keluar rumah bekerja dan lakukan perkara-perkara yang penting dan perlu untuk keperluan diri dan keluarga... izin umum perlu, jika dalam keadaan suami tiada di depan mata saya atau sukar nak hubungi suami..”...



Namun, dalam zaman serba mudah dan canggih ini, tiada erti susah dan sukar nak dapatkan izin suami. Sekelip mata, anda boleh maklumkan dan dapatkan izin suami. Paling penting, perancangan awal. Jangan pulak dah janji dulu dengan kawan kemudian baru minta izin dan cakap pulak, dah janji dengan kawan. Itu ertinya memaksa suami bagi izin. Kalau izin dalam keadaan terpaksa, sama lah seperti izin tanpa rela dan redha suami. Jika terjadi apa-apa kesan daripada izin terpaksa tersebut, anda boleh dinobatkan sebagai isteri nusyuz. Walaupun begitu, terdapat pengecualian di dalam perkara tertentu iaitu hal keganasan rumahtangga, ketika membelanjakan wang hasil pendapatan sendiri dan hal-hal kes keselamatan. Jika isteri adalah mangsa keganasan rumahtangga, sering dipukul dan dibelasah oleh suami, tidak perlulah dapatkan izin suami untuk keluar rumah nak buat aduan ke balai polis dan dapatkan pemeriksaan perubatan.… Hanya yang membahayakan keselamatan. Jangan merajuk saja dah keluar rumah kemudian buat laporan polis...



Perkahwinan adalah perkongsian hidup suami isteri.. Islam telah menetapkan peranan dan tanggungjawab suami dan isteri di dalam rumahtangga.... hormatilah pasangan anda ... kerana isteri berhak ke atas anda, sama seperti anda juga berhak ke atas isteri anda...

7 Sunnah RasulAllah SAW


7 Sunnah Rasullalah SAW yang terbaik….





"Cerdasnya orang yang beriman adalah, dia yang mampu mengolah hidupnya yang sesaat, yang sekejap untuk hidup yang panjang. Hidup bukan untuk hidup, tetapi hidup untuk Yang Maha Hidup. Hidup bukan untuk mati, tapi mati itulah untuk hidup.



Kita jangan takut mati, jangan mencari mati, jangan lupakan mati, tapi rindukan mati. Kerana, mati adalah pintu berjumpa dengan Allah SWT. Mati bukanlah cerita dalam akhir hidup, tapi mati adalah awal cerita sebenarnya, maka sambutlah kematian dengan penuh ketakwaan.



Hendaknya kita selalu menjaga tujuh sunnah Nabi setiap hari. Ketujuh sunnah Nabi SAW itu adalah:



Pertama:tahajjud, kerana kemuliaan seorang mukmin terletak pada tahajjudnya. .



Kedua:membaca Al-Qur'an sebelum terbit matahari Alangkah baiknya sebelum mata melihat dunia, sebaiknya mata membaca Al-Qur'an terlebih dahulu dengan penuh pemahaman.



Ketiga:jangan tinggalkan masjid terutama di waktu shubuh. Sebelum melangkah kemana pun langkahkan kaki ke masjid, kerana masjid merupakan pusat keberkahan, bukan kerana panggilan muadzin tetapi panggilan Allah yang mencari orang beriman untuk memakmurkan masjid Allah.



Keempat:jaga solat dhuha, kerana kunci rezeki terletak pada solat dhuha.



Kelima: jaga sedekah setiap hari. Allah menyukai orang yang suka bersedekah, dan malaikat Allah selalu mendoakan kepada orang yang bersedekah setiap hari.



Keenam: jaga wudhu terus menerus kerana Allah menyayangi hamba yang berwudhu. Kata khalifah Ali bin Abu Thalib, "Orang yang selalu berwudhu senantiasa ia akan merasa selalu solat walau ia sedang tidak solat, dan dijaga oleh malaikat dengan dua doa, ampuni dosa dan sayangi dia ya Allah".



Ketujuh:amalkan istighfar setiap saat.. Dengan istighfar masalah yang terjadi kerana dosa kita akan dijauhkan oleh Allah.



Zikir adalah bukti syukur kita kepada Allah. Bila kita kurang bersyukur, maka kita kurang berzikir pula, oleh kerana itu setiap waktu harus selalu ada penghayatan dalam melaksanakan ibadah ritual dan ibadah ajaran Islam lainnya. Zikir juga merupakan makanan rohani yang paling bergizi, dan dengan zikir berbagai kejahatan dapat ditangkal sehingga jauhlah umat manusia dari sifat-sifat yang berpangkal pada materialisme dan hedonisme.

Wanita Yang Di Cintai Iblis

Wanita Yang Derhaka Kepada Allah

Wanita atau isteri yang tidak mengenali rasa cinta sedikitpun kepada Allah, dalam erti jauh daripada beribadat kepada Allah, tidak pernah sujud dan rukuk, jarang berbuat amal soleh, merupakan sebab-sebab mereka derhaka kepada Allah. Dengan jauhnya mereka daripada mengenali Allah, maka kehidupan mereka semakin dekat dengan maksiat, seterusnya dikawal sepenuhnya oleh iblis laknatullah.Inilah gambaran wanita atau isteri yang akhirnya dicintai Iblis, kerana telah mematuhi sepenuhnya arahan iblis agar berbuat kerosakan di muka bumi. Tidak hairan apabila gambaran rumah tangga suami isteri yang telah dicintai iblis merupakan gambaran rumah tangga yang penuh kehancuran, porak-peranda, bagaikan di dalam neraka.

1. Tidak Mengenal Allah

Untuk mengenal Allah, kita perlukan ilmu. Untuk mendapat ilmu, perlu belajar. Jika tidak mahu berusaha belajar tentang ilmu mengenal Allah, tidak mungkin seseorang itu dapat mencintai-Nya dengan sepenuh hati. Ia kerana bermula dari kenal itu baru datangnya cinta. Apabila kita sudah tidak mengenali Allah, bererti mudahlah bagi iblis untuk menghancurkan kita, seterusnya mengawal kehidupan kita. Sehingga kita melakukan sebarang perbuatan semata-mata kerana kehendak iblis dan mengharapkan habuan dari iblis.

2. Cinta dunia, takut mati

Cinta kepada nikmat kehidupan di dunia membawa kepada takut menghadapi mati. Tidak sanggup berpisah dengan nikmat yang dikecapi dan takut berhadapan dengan Allah lantaran sering mengabaikan aturan-Nya dalam kesibukan mengejar nikmat dunia. Cinta dunia dan takut mati ini, dengan sendirinya membuat seseorang itu sukar untuk mencintai Allah, malah merasa tidak perlu mencintai-Nya. Dia merasa boleh hidup tanpa Allah dan tanpa cinta-Nya. Suami sudah merasa ‘bahagia’ dapat memberi segala yang dimahukan oleh isteri. Isteri sudah merasa ‘bahagia’ mendapat apa yang dimahukan dari suami. Tidak salah mencari nimat dunia tetapi nikmat itu seharusnya mengingatkan kita kepada Pencipta nikmat dan nikmat itu seharusnya digunakan untuk memperolehi cinta-Nya.

3. Hati yang Kotor

Hati yang kotor adalah hati yang penuh dengan ‘najis’ sifat-sifat keji seperti pemarah, pendendam, hasad dengki, penakut dan tamak, akan disibukkan dengan urusan melayan bisikan-bisikan jahat dari nafsu dan syaitan. Hati begini tidak menyediakan ruang untuk diletakkan rasa cinta kepada Allah. Hati perlu dibersihkan dan dihiasi sifat-sifat terpuji seperti sabar, redha, merendah diri, berani, pemaaf dan mencukupi dengan paa yang ada. Hanya hati yang bersih dapat menjadi wadah untuk menampung cinta yang suci dan agung.

Tetapi bila hati kotor dan penuh hasad dengki, pendedndam, tamak dan disibukkan melayan bisikan jahat, itulah ertinya hati telah dikawal sepenuhnya oleh iblis.

4. Melakukan Dosa

Jika seseorang itu tidak bertaubat dari dosa-dosa, atau terlalu banyak berbuat dosa hingga tidak lagi rasa berdosa, hatinya akan terdinding dari petunjuk Allah dan terhalang dari mencintai-Nya serta mendapat cinta-Nya. Sentiasa bertaubat dari dosa-dosa adalah antara syart untuk membina dan menyuburkan rasa cinta kepada Allah.

5. Tidak Mahu Berdoa

Berdoa adalah gambaran rasa lemah, hina dan jahil seorang hamba di depan Allah. Melalui doa, seorang hamba merendahkan diri memohon segala yang dihajati dan menjadi penyebab Allah sempurnakan hajat si hamba. Hamba yang memohon petunjuk akan diberi petunjuk. Hamba yang memohon kekuatan akan diberi kekuatan. Begitulah juga hamba yang memohon untuk mencinta-Nya, akan dipermudahkan menempuh jalan-jalan ke arah itu.

WANITA YANG PENDENDAM

1. Pengertian dendam

Dendam ialah apabila hati seseorang itu merasa sangat berat terhadap seseorang lain seperti membencinya, menjauhi diri darinya, dan sifat itu akan kekal bersemadi di dalam hati orang itu dan tidak padam-padam.

2. Keburukan-keburukan Dendam

Dengan itu jelaslah bahawa sifat dendam itu berpunca dari sifat marah yang tidak dikekang atau diredhakan dengan segera. Sifat dendam ini akan menimbulkan berbagai perkara mungkar antaranya:

Perasaan hasad atau dengki dalam diri, sehingga pendengki itu merasakan tidak senang bila melihat seseorang berada di dalam kenikmatan, lalu ia mengharapkan terhapusnya nikmat itu daripada orang itu. Dengan makna yang lain seorang yang menyimpan perasaan hasad tidak suka melihat orang yang didengkinya itu hidup senang lenang, sebaliknya merasa gembira apabila orang yang didengkinya itu ditimpa kesusahan. Kelakuan ini adalah contoh dari kelakuan orang-orang munafik.

Pendengki itu bukan saja menyimpan perasaan hasad dengki dalam dirinya, malah ia merasakan senang sekali apabila orang yang didengkinya itu ditimpa sesuatu kecelakaan atau bencana.

Pendengki akan menjauhi dan memutuskan perhubungan dengan orang yang didengkinya; tidak mahu bergaul dengannya.

Pendengki akan mengucapkan kata-kata yang tidak patut terhadap orang yang didengkinya, iaitu samada berbohong, mengumpat, mendedahkan rahsia lawanya, mengejek, menjatuhkan kehormatan dan sebagainya.

Pendengki akan menganiaya lawannya, samada dengan memukulnya atau sebagainya.

Pendengki akan menahan hak milik orang yang didengkinya, seperti menahan hutang yang patut dibaya, enggan mengembalikan amanah yang diserahkan kepadanya dan sebagainya. Sesungguhnya perbuatan seperti di atas itu adalah haram dilakukan dan ianya merupakan perbuatan iblis terkutuk.

3. Orang Pendendam Menjadi Rakan Iblis

Sekiranya orang yang berdendam itu dapat menguasai dirinya dari perbuatan-perbuatan buruk yang disebutkan di atas, tetapi masih memiliki perangai yang tidak baik seperti sengaja tidak mahu bermuka manis terhadap orang yang didendamnya itu, tidak belas kasihan terhadapnya, tidak mengambil berat terhadap dirinya dengan menunaikan segala keperluannya, tidak bersedia membantu pada perkara yang memberi kebaikan kepada orang itu, maka itu menandakan sifat dendamnya masih ada. Semua perkara yang disebutkan itu akan menjatuhkan darjat seseorang dan akan melenyapkan pahala yang banyak, seterusnya ia menjadi rakan-rakan iblis.

Pernah berlaku, apabila Saidina Abu Baka As-Siddiq r.a bersumpah tidak akan memberikan bantuan (harta) kepada Misthah yang masih tergolong kerabatnya, kerana suatu penganiayaan yang dilakukan oleh Misthah, maka Allah menurunkan ayat-Nya yang bermaksud:

“Janganlah sampai bersumpah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kekayaan di antara kamu, kerabat, orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, tetapi hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada, tidakkah kamu suka, Allah Maha Pengampun dan Penyayang,”

(An-Nur: 22)

Sebaik sahaja firman itu disampaikan kepada Saidina Abu Bakar, maka beliaupun akur dan redha dengan pengampunan Allah itu. Lalu beliaupun kembali menyambung semula bantuannya terhadap Misthah, meskipun Misthah telah melakukan penganiayaan terhadap beliau.

Ayat di atas memberikan pengajaran kepada kita supaya jangan menaruh dendam, yang perlu hendaklah berlapang dada dan suka memaafkan. Teruskanlah melakukan kebaikan sekalipun mendapat penganiayaan. Bahkan kalau boleh tambahkanlah kebaikan dari kebiasaan yang dilakukan, sebagai suatu cara untuk menundukkan hawa nafsu dan mengecewakan hasutan syaitan. Bilamana seseorang itu dapat melakukan seumpama itu, maka ia mencapai kedudukan dan darjat para siddiqin.

4. Dendam Perbuatan Haram

Nyatalah dari penjelasan di atas bahawa sifat dendam itu tidak dibenarkan dalam Islam. Mengenainya Nabi SAW bersabda yang bermaksud:

“Orang mukmin itu bukanlah seorang yang pendendam.”

Walau bagaimanapun untuk memberikan penjelasan yang lebih mengenai sifat hasad, maka Rasulullah bersabda yang bermaksud:

“Tiada hasad (dibenarkan berhasad) kecuali dalam dua perkara sahaja, iaitu seseorang yang dikurniakan Allah harta yang banyak, lalu ia menaburkan harta itu pada perkara yang haq/benar, sehinggalah hartanya habis. Dan seorang lagi dikurniakan Allah ilmu, lalu ia mengamalkan ilmu itu dan mengajarkannya kepada orang ramai.”

Apa yang dapat disimpulkan dari maksud hadis di atas bahawa tidaklah dilarang kiranya lelaki mahupun wanita itu mengharap-harapkan sesuatu nikmat yang sama, yang ada pada orang lain untuk dirinya. Maka selagi ia menginginkan nikmat yang sama untuk dirinya dan tidak pula ia mengharapkan lenyapnya nikmat itu dari orang lain, ataupun ia tidak akan membenci kalau orang itu dapat mengecap nikmat itu terus-menerus, maka cita-citanya itu tidaklah dihukum haram, malah ada kalanya dituntut oleh syariat. Sebagaimana firman Allah yang bermaksud:

“Dan dalam (mencari kelebihan) itu, maka hendaklah berlumba-lumba orang yang ingin perlumbaan.”

(Al-Muthaffifin: 26)

Menderhaka Kepada Ibu Bapa

WANITA yang derhaka kepada ibu bapa termasuk dalam senarai mereka yang dicintai iblis. Oleh kerana ibu telah melahirkan kita, sehinggakan Allah menyebutkan bahawa redha Allah tergantung kepada redha ibu bapa. Allah SWT telah berfirman yang maksudnya:

“Dan Rabb-mu telah memerintahkan supaya kamu jangan beribadahselain kepada-Nya, dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapamu. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanyasampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan jangan kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Ya Rabbi, kasihanilah mereka kedua-duanya, sebagaimana mereka berdua telah menyantuni aku waktu kecil.”

(Al’Israk: 23-24)

Allah memerintahkan agar manusia berbakti kepada kedua ibu bapa mereka dan mentaati mereka. Bagi wanita ketaatan merekasebelum mereka berkahwin adalah kepada kedua ibu-bapa mereka dan selepas berkahwin, kepada suami mereka. Menyakiti hati kedua mereka adalah merupakan dosa yang amat besar.

1. Meninggikan Suara Di Hadapan Ibu Bapa

Ismail Ibnu Umayyah telah berkata: Seorang lelaki meminta nasihat:

Wahai Rasulullah, berilah aku wasiat.” Rasul menjawab: “Janganlah engkau menyengutukan Allah dengan sesuatupun, sekalipun engkau dibakar atau dibelah dua. Ia berkata: “WahaiRasulullah, tambahkanlah.” Rasulullah menjawab: “Berbaktilah kepada kedua ibu-bapamu, jangan sekali-kali engkau meninggikan suara di hadapannya. Jika keduanya memerintahkan engkau untuk mengeluarkan hartamu, maka keluarkanlah bagi keduanya.”

Lelaki itu meminta kembali: “Wahai Rasulullah, tambah lagiselain itu.” Rasulullah menjawab, “Jangan engkau meminum khamar (arak), sebab khamar itu adalah kunci segala kejahatan.”Lelaki itu meminta kembali, “Wahai Rasulullah, tambahkanlah untukku selain itu.” Rasulullah menjawab, “Didiklah keluargamu dan berilah mereka nafkah sesuai dengan kemampuanmu, dan janganlah engkau mengangkat tongkat (lisan) mu namun berbuatlah agar mereka takut kepada Allah.”

(HR Imam Ibnu Majah)

2. Mengherdik Ibu Bapa

Mengherdik ibu bapa bererti telah berbuat derhaka kepada mereka, apalagi menganiaya mereka dengan cara melukai tubuh badan mereka. Perbuatan ini merupakan kebiadaban seorang anak yang tidak tahu berterima kasih kepada ibu bapa. Walaupun anak perempuan tidak lagi bertanggungjawab terhadap ibu bapanya sesudah berkahwin, namun tidak putus hubungan seorang perempuan dengan ibu bapanya. Cuma tanggungjawabnya terhadap ibu bapanya tidaklah menjadi wajib seperti mana anak lelaki. Tetapi perhubungan ibu dengan anak tetap berjalan terus, sehingga tiada alasan bagi seorang anak perempuan untuk mengherdik ibu bapanya.

3. Memutuskan Hubungan Dengan Ibu Bapa

Oleh kerana mengherdik ibu bapa sudah termasuk perbuatan dosa besar, apalagi memutuskan hubungan dengan mereka. Ianya merupakan perbuatan seperti mana yang diumpamakan dalam sebuah peribahasa, “kacang lupakan kulitnya.”

Islam melarang memutuskan tali silaturrahim apalagi dengan ibu bapa. Kalau seorang anak perempuan memutuskan perhubungan dengan ibu bapanya, suaminya yang akan menanggung dosa sekiranya dilakukan dengan perintah suami.

4. Melupakan Jasa-jasa Ibu Bapa

Ibu telah melahirkan dalam keadaan yang payah dan sukar, manakala bapa pula bertungkus lumus dari pagi hingga petang mencari nafkah demi anak-anak. Memandangkan kepada jasa-jasa yang sedemikian hebatnya, adalah tidak wajar apabila sang anak melupakan jasa-jasa tersebut.

Merupakan kewajipan anak untuk mengetahui akan hak dan jasa baik ibu bapanya. Ia tidak boleh melakukan perbuatan yang menyebabkan ibu bapanya marah atau murka kepadanya, ia tidak boleh berdusta atau berbohong kepada kedua-duanya. Antara kewajipannya ke atas ibu bapanya adalah:

Berbuat baik dan berlemah-lembut terhadap mereka.

Mentaati perintah kedua-duanya selagi tidak bertentangan dengan perintah Allah.

Melihat wajah mereka dengan kasih sayang merupakan ibadah.

Mendoakan mereka berdua dengan doa yang baik.

Menjaga hati mereka berdua dan menggembirakan mereka.

Menjalinkan silaturrahim dengan sahabat-sahabat mereka.

Menziarahi kubur ibu bapa jika mereka telah meninggal dunia

LARANGAN DERHAKA KEPADA IBU BAPA

Islam sangat melarang perbuatan derhaka kepada ibu bapa. Adapun hikmah daripada berbuat baik kepada ibu bapa adalah sebagaimana dikisahkan berikut ini. Nabi Sulaiman a.s. adalah seorang raja terkenal. Atas izin Allah ia berhasil menundukkan Ratu Balqis dengan jin ifrit-Nya. Dia dikenal sebagai manusia boleh berdialog dengan segala binatang. Dikisahkan, Nabi Sulaiman sedang berkelana antara langit dan bumi hingga tiba di satu samudera yang bergelombang besar. Untuk mencegah gelombang, ia cukup memerintahkan angin agar tenang, dan tenang pula samudera itu.

Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan jin Ifrit menyelam ke samudera itu sampai ke dasarnya. Di sana jin Ifrit melihat sebuah kubah dari permata putih yang tanpa lubang, kubah itu diangkatnya ke atas samudera dan ditunjukkannya kepada Nabi Sulaiman.

Melihat kubah tanpa lubang penuh permata dari dasar laut itu Nabi Sulaiman menjadi terlalu hairan, “Kubah apakah gerangan ini?” Dengan minta pertolongan Allah, Nabi Sulaiman membuka tutup kubah. Betapa terkejutnya dia begitu melihat seorang pemuda tinggal di dalamnya.

“Siapakah engkau ini? Kelompok jin atau manusia?” Tanya Nabi Sulaiman kehairanan. “Aku adalah manusia.” Jawab pemuda itu perlahan. “Bagaiman engkau boleh memperolehi karamah semacam ini?” Tanya Nabi Sulaiman lagi. Kemudian pemuda itu menceritakan riwayatnya sampai kemudian memperolehi karamah dari Allah sehingga boleh tinggal di dalam kubah dan berada di dasar lautan.

Diceritakan, ibunya dulu sudah tua dan tidak berdaya sehingga dialah yang memapah dan menggendongnya ke mana jua dia pergi. Si anak selalu berbakti kepada orang tuanya, dan ibunya selalu mendoakan anaknya diberi rezeki dan perasaan puas diri. Semoga anaknya ditempatkan di suatu tempat yang tidak di dunia dan tidak pula di langit. “Setelah ibuku wafat aku berjalan-jalan di pantai. Dalam perjalanan, aku melihat sebuah kubah terbuat dari permata. Aku mendekatinya dan terbukalah pintu kubah itu sehingga aku masuk ke dalamnya.” Tutur pemuda itu kepada Nabi Sulaiman.

Nabi Sulaiman yang dikenali boleh berjalan di antara bumi dan langit itu menjadi kagum terhadap pemuda itu. “Bagaimana engkau boleh hidup di dalam kubah di dasar lautan itu?” Tanya Nabi Sulaiman ingin mengetahui lebih lanjut. “Di dalam kubah itu sendiri, aku tidak tahu di mana berada. Di langitkah atau di udara, tetapi Allah tetap memberi rezeki kepadaku ketika aku tinggal di dalam kubah.” “Bagaimana Allah memberi makan kepadamu?” “Jika aku merasa lapar, Allah menciptakan pohon di dalam kubah, dan buahnya aku makan. Jika aku merasa haus maka keluarlah air yang teramat bersih, lebih putih daripada susu dan lebih manis daripada madu.” “Bagaimana engkau mengetahui perbezaan siang dan malam?” Tanya Nabi Sulaiman a.s. yang merasa semakin hairan. “Bila telah terbit fajar, maka kubah itu menjadi putih, dari situ aku mengetahui kalau hari itu sudah siang. Bila matahari terbenam kubah akan menjadi gelap dan aku mengetahui hari sudah malam.” Tuturnya. Selesai menceritakan kisahnya, pemuda itu lalu berdoa kepada Allah, maka pintu kubah itu tertutup kembali, dan pemuda itu tetap tinggal di dalamnya. Itulah karamah bagi seorang pemuda yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

Derhaka Kepada Suami

PERKAHWINAN di dalam Islam adalah suatu aqad yang mulia antara lelaki dan wanita. Ia menghalalkan setiap keduanya untukyang lain. Dengan itu mereka akan saling mengasihi, tolong menolong, bergabung dan bertolak ansur. Al-Quran telah menggambarkan hubungan ini dengan suatu gambaran yang menarik yang bermaksud:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Diamenciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dandijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.”

(Ar-Rum: 21)

Diantara tanda Islam memuliakan wanita ialah, Islam memberikannya hak memilih suami. Ibu dan bapa tiada hak memaksa anakperempuan mereka mengahwini lelaki yang tidak diingininya. Wanita Islam tidak mengabaikan hak ini tetapi mereka meminta nasihat daripada ibu bapa mereka kerana pengalaman mereka yang luas. Islam memberikan hak ini untuk menjamin kebahagiaan sesuatu perkahwinan di mana ia diasaskan daripada kesesuaian pasangan pada perasaan, adat, keinginan dan matlamat. Apabila wujud kepincangan, kehidupan suami dan isteri tidak berjalan dengan baik. Setengah wanita sukar memberikan cintanya dengan tulus dan boleh mengakibatkan penderhakaan pada suami yang tidak dicintainya. Dalam hal ini, dia berhak menuntut talak.

Wanita Islam yang sedar dengan petunjuk agamanya, akan memilih suami bukan hanya berdasarkan paras rupa, tetapi yang penting dilihat ialah akhlaknya. Mereka tidak akan tergoda dengan lelaki yang leka, lemah dan lesu. Wanita mukmin hanya tertarik dengan lelaki mukmin yang bersungguh-sungguh, sedar, bersih hatinya dan terbuka pemikirannya. Benarlah firman Allah yang bermaksud:

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk lelaki-lelaki yangkeji, dan lelaki-lelaki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuklelaki-lelaki yang baik dan lelaki-lelaki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula…)”

(An-Nur: 26)

Ini bukanlah bermakna wanita Islam mengabaikan sudut kecantikan rupa, paras yang indah, lalu dia redha dengan yang burukdan hodoh rupa parasnya. Dia berhak memilih sebagaimana yang menguasai jiwanya, diredhai oleh perasaan dan hatinya.

ISTERI YANG MENOLAK PANGGILAN SUAMI

Abu Hurairah meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:

“Sebaik-baik wanita adalah apabila engkau pandang dia makadia menggembirakan, bila engkau perintah dia taat, bila engkau tiada dia menjaga hartamu dan menjaga pula kehormatandirinya.” Wanita Islam yang bijaksana sentiasa mahu mencari keredhaan Allah dengan taat kepada suaminya dalam perkara yang bukan maksiat, berbakti untuk suaminya dan sentiasa berusaha untuk menggembirakan suaminya. Dia akan redha dengan kesusahan atau font kesempitan hidupnya, sebagaimana yang telah dicatatkan dalam sejarah Islam unggulnya peribadi Fatimah r.a.

Wanita Islam yang benar, rela berkhidmat di rumah untuk suaminya dan dia tahu hak suami ke atasnya. Sesungguhnya ia adalah hak yang amat besar sebagaimana sabda Rasulullah:

“Kalaulah aku mahu memerintahkan seseorang sujud kepadaseseorang yang lain, nescaya aku akan perintahkan wanita sujud kepada suaminya.”

(Hadith Hassan Sahih riwayat Tarmidzi)

Ketaatan adalah satu penyebab bagi wanita ke syurga sebagaimana sabda Rasulullah:

“Apabila wanita itu telah melakukan solat lima waktu, puasapada bulannya, taat kepada suaminya, menjaga kemaluannya, akan dikatakan kepada dia: Masuklah kamu ke dalam syurga daripadamana-mana pintu yang kamu sukai.”

(Riwayat Ibn Majah)

Disamping itu, Islam juga mengancam dengan dosa kemurkaan dan laknat kepada wanita yang berpaling daripada peringatan ini:

“Apabila seseorang lelaki memanggil isterinya ke katilnyatetapi dia enggan mendatanginya, lalu suaminya tidur dalam keadaan marah kepadanya nescaya malaikat akan melaknatnya sehinggawaktu subuh (pagi).”

(Sahih Muslim)

MENDEDAHKAN AURAT

Kepada wanita yang tidak menutup aurat Allah berfirman, maksudnya:

“Hiduplah dengan apa yang engkau suka.”

Allah melaknat wanita yang sengaja mendedahkan auratnya kepada lelaki yang bukan muhrim.

Perempuan yang memakai kain yang nipis dan jarang untuk menarik perhatian lelaki bukan muhrim atau memakai segala yangmendatangkan keghairahan kepada orang lain maka dia tidak akan mencium bau syurga.

Wanita yang jahat lebih buruk dari 1000 orang lelaki yang jahat.

TIDAK REDHA DENGAN PEMBERIAN SUAMI

Pengorbanan seorang wanita amat dihargai oleh Allah dan rasul-Nya. Cuma kita kurang mengetahui kelebihan yang dikurniakan kepada kita semua. Sehinggakan hari ini manusia Islam mencari sesuatu selain dari agama kerana merasa pengorbanan mereka tidak dihargai. Dan mereka turut melaungkan persamaan hak seperti di Barat. Ini semua bukanlah salah mereka, tetapi kitalah yang bersalah kerana kita lupa bahawa kita ini umat yang dianugerahkan dengan tugas kenabian. Memberi harapan dan bimbingan kepada manusia.

Sebagaimana Allah suka dengan wanita yang solehah, Allah juga sangat murka kepada beberapa jenis wanita. Oleh itu sangat perlu bagi kita mengetahui perkara yang boleh menyebabkan kebencian-Nya supaya kita terhindar dari kemurkaan-Nya. Kemurkaan Allah pada hari kiamat sangat dasyat sehinggakan nabi-nabi pun sangat takut. Bahkan Nabi Ibrahim pun lupa bahawa dia mempunyai anak yang bernama Nabi Ismail kerana ketakutan yang amat sangat. Abu Zar r.a. meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:

“Seorang wanita yang berkata kepada suaminya, “semoga engkaumendapat kutukan Allah” maka dia dikutuk oleh Allah dari atas langit yang ke tujuh dan mengutuk pula segala sesuatu yangdicipta oleh Allah kecuali dua jenis makhluk iaitu manusia dan jin.”

Abdur Rahman bin Auf meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:

“Seorang yang membuat susah kepada suaminya dalam hal belanjaatau membebani sesuatu yang suaminya tidak mampu maka Allah tidak akan menerima amalannya yang wajib dansunatnya.”

Abdullah bin Umar r.a. meriwayatkan bahawa Nabi SAW bersabda:

“Kalau seandainya apa yang ada di bumi ini merupakan emas danperak serta dibawa oleh seorang wanita ke rumah suaminya. Kemudian pada suatu hari dia terlontar kata-kata angkuh, “engkauini siapa? Semua harta ini milikku dan engkau tidak punya harta apa pun.” Maka hapuslah semua amal kebaikannya walaupun banyak.”

Nabi SAW adalah seorang yang sangat kasih pada umatnya dan terlalu menginginkan keselamatan bagi kita dari azhab Allah. Baginda menghadapi segala rupa penderitaan, kesakitan, keletihan dan tekanan. Begitu juga air mata dan darah baginda telah mengalir semata-mata kerana kasih-sayangnya terhadap kita. Maka kita sendirilah yang wajar berusaha untuk menyelamatkan diri kita, keluarga kita dan seluruh umat baginda.

MENYAKITI HATI SUAMI

Ali r.a. meriwayatkan sebagai berikut:

“Saya bersama Faimah berkunjung ke rumah Rasulullah dan kamitemui baginda sedang menangis. Kami bertanya kepada baginda, “Mengapa tuan menangis wahai Rasulullah?” Baginda menjawab,”Pada malam aku di Irak dan dimikrajkan ke langit, daku melihat orang sedang mengalami berbagai penyeksaan. Maka bila teringatkan mereka aku menangis.” Saya bertanya lagi, “Wahai Rasulullah apakah yang tuan lihat?” Baginda bersabda:

Wanita yang digantung dengan rambutnya dan otak kepalanya mendidih.

Wanita yang digantung dengan lidahnya serta tangannya dipaut dari punggungnya sedangkan tar yang mendidih dari nerakadituangkan ke dalam kerongkongnya.

Wanita yang digantung dengan buah dadanya dari balik punggungnya sedangkan air getah kayu zakum dituang ke kerongkongnya.

Wanita yang digantung, diikat kedua kaki dan tangannya ke arah ubun-ubun kepalanya serta dibelit dibawah kekuasaan ulardan kala jengking.

Wanita yang memakan badannya sendiri serta dibawahnya tampak api yang menyala-nyala dengan hebatnya.

Wanita yang memotong badannya sendiri dengan gunting dari neraka.

Wanita yang bermuka hitam dan memakan usus perutnya sendiri.

Wanita yang tuli, buta dan bisu dalam peti neraka sedang darahnya mengalir dari rongga badannya (hidung, telinga, mulut)dan badannya membusuk akibat penyakit kulit dan lepra.

Wanita yang berkepala seperti kepala babi dan keldai yang mendapat berjuta jenis seksaan.

Maka berdirilah Fatimah seraya berkata, “Wahai ayahku, cahaya mata kesayanganku, ceritakanlahkepadaku apakah amal perbuatan wanita-wanita itu.” Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Fatimah, adapuntentang:

Wanita yang digantung dengan rambutnya kerana dia tidak menjaga rambutnya (tidak bertudung) di hadapan lelaki.

Wanita yang digantung dengan lidahnya kerana menyakiti hati suaminya dengan kata-kata. Kemudian Nabi SAW bersabda:

“Tidak seorang wanita yang menyakiti hati suaminya melaluikata-katanya kecuali Allah akan membuat mulutnya kelak dihari kiamat selebar 70 zira’ kemudian akan mengikatnya di belakanglehernya.”

Adapun wanita yang digantung dengan buah dadanya kerana dia menyusui anak orang lain tanpa izin suaminya.

Adapun wanita yang diikat dengan kaki dan tangannya itu kerana dia keluar rumah tanpa izin suaminya, tidak mandi wajibdari haidh dan nifas.

Adapun wanita yang memakan badannya sendiri kerana suka bersolek untuk dilihat lelaki lain serta suku membicarakankeaiban orang.

Adapun wanita yang memotong badannya sendiri dengan gunting dari neraka kerana dia suka menonjolkan diri (ingin terkenal)dikalangan orang ramai dengan maksud supaya orang melihat perhiasannya dan setiap orang jatuh cinta padanya kerana melihatperhiasannya.

Adapun wanita yang diikat kedua kaki dan tangannya sampai ke ubun-ubunnya dan dibelit oleh ular dan kala jengking keranadia mampu mengerjakan solat dan puasa, tetapi dia tidak mahu berwudhuk dan tidak solat serta tidak mahu mandi wajib.

Adapun wanita yang kepalanya seperti kepala babi dan badannya seperti keldai kerana dia suka mengadu domba(melaga-lagakan orang) serta berdusta.

Adapun wanita yang berbentuk seperti anjing kerana dia ahli fitnah serta suka marah-marah pada suaminya.

MENGEJEK DAN MENGUTUK SUAMI

Ada juga diantara isteri nabi-nabi yang mati dalam keadaan tidak beriman kerana mempunyai sifat yang buruk. Walaupun mereka adalah isteri manusia yang terbaik di zaman itu. Diantara sifat buruk mereka:

Isteri Nabi Nuh suka mengejek dan mengutuk suaminya.

Isteri nabi Lut suka bertandang ke rumah orang.

Semoga Allah beri kita kekuatan untuk mengamalkan kebaikan dan meninggalkan keburukan. Kalau kita tidak berasa takut atau tidak mahu berubah, maka kita khuatir jika kita tergolong dalam mereka yang tidak diberi petunjuk oleh Allah.

MEMBENCI POLIGAMI

Poligami sememangnya boleh menimbulkan kontroversi yang hebat seandainya tidak ditangani dengan berkesan. Justeru, dalam mengatasi permasalahan ini, kebijaksanaan para suami memainkan faktor penting dalam melayari kebahagiaan rumah tangga yang dibina.

“Sememangnya Islam membolehkan poligami. Hal ini dijelaskanoleh Allah SWT dalam surah An-Nisa ayat tiga yang bermaksud, “Kahwinilah wanita-wanita di kalangan kamu dua, tiga atau empat,tetapi sekiranya kamu takut tidak dapat berlaku adil, maka cukuplah dengan satu.”

Jadi dari situ kita lihat terdapat keharusan untuk berpoligami bagi kaum lelaki. Sungguhpun dibolehkan ia tidaklah dibuka dengan seluas-luasnya. Dibolehkan itu pula bergantung kepada sebab-sebab tertentu misalnya masalah isteri mandul, isteri gagal berfungsi dengan sempurna untuk melayan suami, suami ingin mendapat lebih ramai anak, ataupun suami sendiri mempunyai keinginan nafsu yang berlipat ganda sehingga kalaulah dengan seorang isteri itu boleh membawa dirinya ke arah penzinaan maka di situ ada keharusannya.

Bagaimanapun dalam berpoligami ini dituntut keadilan. Keadilan yang dimaksudkan ialah keadilan dari sudut zahiriah dan batiniah. Bagaimanapun keadilan dari segi perasaan tidak diambil kira. Ini dijelaskan sendiri oleh Rasulullah SAW yang menyebut, “bahawa memang kamu tidak boleh berlaku adil dalam masalahmembahagi kasih sayang, walaupun kamu mencuba sedaya upaya kamu.”Maklumlah masalah hati dan perasaan ini sememangnya suatu perkara yang sukar untuk ditangani. Namun demikian Rasulullah SAW mengingatkan agar dicuba seboleh mungkin untuk menampakkan keadilan.

Justeru dalam masalah poligami ini, walaupun ianya hak kaum lelaki namun ia bukanlah hak mutlak mereka kerana sejak dari zaman Rasulullah SAW lagi sehinggalah ke hari ini, sekiranya dengan perlaksanaan poligami itu boleh menimbulkan kekecohan dalam rumah tangga atau menyebabkan anak-anak terbiar misalnya, maka dengan sendirinya keharusan itu terbatal. Kalaulah si suami benar-benar ingin berpoligami maka ia perlu mencari jalan yang boleh mengawal isteri-isteri dan anak-anak.

Malangnya, apa yang berlaku hari ini, ramai suami yang tidak dapat melaksanakan tanggungjawab dengan adil terhadap isteri-isteri mereka. Walaupun dibenarkan suami bernikah di luar pengetahuan isteri pertama, dimana suami boleh bertindak merahsiakan pernikahannya. Namun demi menjaga kerukunan rumah tangga adalah lebih baik sekiranya isteri mengetahui tindakan suami kerana mereka juga sebenarnya mempunyai hak terhadap suami.

Cuba bayangkan perasaan seorang isteri apabila mengetahui wujudnya orang ketiga setelah sekian lama dirahsiakan. Tentulah lain jadinya berbanding jika si isteri diberitahu sendiri oleh suaminya, maka sudah tentu dia lebih bersedia walaupun pada peringkat awalnya agak sukar menerima keadaan. Isu isteri mengamuk atau tidak membenarkan ini sebenarnya bergantung kepada kebijaksanaan suami. Jika dia bijak berkomunikasi dengan isteri, sudah tentu pihak isteri akan berlembut. Tetapi bila isteri menolak dan membenci poligami, ianya bermakna isteri derhaka kepada suami dan menolak hukum Allah.

Sebenarnya jika pihak suami ikhlas dan bijak menangani keadaan, si isteri bukan sahaja memberi kebenaran untuk suami bernikah tetapi sanggup pula mencarikan calonnya. Namun apa yang berlaku kini sehinggakan isteri membantah keputusan suami untuk berpoligami ialah sikap suami yang cuba melarikan diri daripada tekanan hidupnya dan seolah-olah ingin mencari keseronokan lain.

Wanita yang dimadukan ini pula perlu mengetahui hak mereka. Dalam Islam, wanita yang dirinya diabaikan boleh membuat aduan kepada pihak yang berwajib, seperti mahkamah syariah atau qadhi, untuk menuntut keadilan dari segi nafkah, giliran dan segala yang berkaitan dengan haknya. Pihak isteri, tidak kira isteri keberapa, sekiranya menghadapi masalah perlu cepat membuat aduan berdasarkan saluran yang sah dan bukannya menceritakan kepada jiran atau pihak lain kerana ini bukan sahaja tidak dapat membantu menyelesaikan masalah bahkan memburukkan lagi keadaan. Jika isteri tidak pernah mengetahui haknya sebelum ini maka segeralah berjumpa pihak qadhi atau lain-lain yang berpengetahuan untuk bertindak. Ambil tindakan yang bijak dan bukannya dengan jalan yang tidak rasional.

Sekiranya setelah pengaduan dibuat, tetapi masih tidak mendapat perhatian daripada pihak suami maka wanita yang dizalimi ini boleh mengambil jalan keluar yang terakhir iaitu memohon fasakh atau tebus talak di mahkamah. Justeru itu pihak suami yang ingin melaksanakan poligami perlu menambah ilmu dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah. Fahami selok belok berpoligami seperti yang diamalkan oleh Rasulullah. Biarlah orang yang ingin dijadikan isteri itu benar-benar orang yang ingin dibela. Banyak berlaku di kalangan suami yang kononnya ingin membela nasib wanita, tetapi memilih anak gadis yang berumur 17 tahun, walaupun tak salah. Tentulah lari daripada konsep pembelaan. Rasulullah SAW dalam konteks membela kaum wanita, baginda mengahwini wanita-wanita yang janda dan sudah berumur bahkan ada yang sudah putus haidnya.

Janganlah poligami itu sahaja mengikut sunnah Rasul sedangkan pengamalannya tidak mengikut sunnah. Rasulullah sendiri sewaktu memperisterikan Khadijah tidak sekali-kali melakukan poligami. Baginda menghargai pengorbanan yang dilakukan oleh Khadijah. Setelah kematian Khadijah dan baginda berkahwin dengan Aisyah barulah baginda melaksanakan poligami berdasarkan wahyu Allah SWT.

Justeru pihak suami perlu berpada-pada dengan apa yang ada dan jika ada keinginan untuk berpoligami seharusnya menilai diri samada boleh mengikut anjuran Rasulullah atau sebaliknya. Poligami ini jelas merupakan satu keharusan dalam Islam. Bagaimanapun para suami yang berkeinginan untuk berpoligami perlu meneliti dahulu apakah diri mereka layak untuk melaksanakannya supaya tidak berlaku keretakan atau keruntuhan rumah tangga yang telah sedia dibina.

Apa yang penting ialah para suami perlu bijak menangani masalah rumah tangga, bersikap tegas dan berkeupayaan dalam menjalankan tugas seorang suami. Jangan pula pihak suami yang berpoligami ada niat untuk menumpang kekukuhan ekonomi pihak isteri kedua atau seterusnya, sudah tentu tidak kena caranya. Para isteri janganlah melawan hukum Allah yang membolehkan poligami bagi lelaki yang mampu melaksanakannya. Jadilah wanita solehah yang memahami keadaan suami dan memahami hukum Allah agar terlepas dari seksa Allah SWT.

ISTERI YANG DERHAKA KEPADA MENTUA

Tidak ada siapa yang mahu dicap sebagai anak derhaka, demikian juga yang terjadi kepada Alqamah. Sejak remajanya lagi Alqamah sentiasa memberi layanan yang baik kepada ibunya. Tidak pernah kasar kepada ibunya. Diceritakan, apabila tinggal berasingan dari ibunya, dia akan singgah menjenguk ibunya setiap hari ketika berulang-alik ke masjid.

Bagaimanapun, sikap Alqamah berubah apabila mendirikan rumah tangga. Kasih dan tumpuan sudah diberi kepada isteri tercinta, lalu sering terlupa pada ibu sendiri. Si ibu sudah jarang diziarahi hingga akhirnya si ibu memendam rasa terhadap si anak. Tidak ada siapa yang tahu hal ini, malah Alqamah sendiri pun tidak dapat mengesan gejolak hati ibunya. Hanya setelah Rasulullah SAW sendiri “menyoal siasat” si ibu kerana Alqamah tidak mampu mengucap syahadah dalam nazaknya, barulah perasaan yang terpendam itu diluahkan. Itu pun setelah Rasululah memerintahkan sahabat-sahabat menghimpun kayu api dan mengancam untuk membakar Alqamah. Akhirnya si ibu memaafkan anaknya itu, barulah Alqamah dapat mengucap syahadah dan menghembuskan nafas terakhir dalam redha ibunya.

Mengambil iktibar dari apa yang berlaku pada Alqamah, timbul persoalan kenapa boleh berlaku hal seumpama itu sedangkan hubungan menantu-mentua telah diatur dengan begitu cantik di dalam Islam. Islam menetapkan, apabila seorang lelaki berkahwin, bererti dia mengembangkan keturunan keluarganya. Isterinya adalah orang baru dalam keluarga itu yang harus diberi perlindungan, pembelaan dan diberi nafkah secukupnya oleh suaminya sebagai wakil keluarga.

Manakala keluarga sebelah isterinya walaupun ‘kehilangan’ seorang ahli tetapi dalam masa yang sama, mendapat jalinan hubungan dengan keluarga baru di mana kedua-dua keluarga wajib saling berhubungan (menjalin silaturrahim). Hubungan kedua-dua keluarga ini adalah dengan ketetapan bahawa anak perempuan tadi harus ‘tunduk’ di bawah wilayah tadbir keluarga suaminya dan akur dengan resam budaya keluarga itu selagi tidak melibatkan pelanggaran syariat.

1. Tidak Memuliakan Keluarga Suami

Di dalam kitab Muhimmah disebutkan bahawa antara sifat isteri yang solehah ialah dia memuliakan keluarga suaminya lebih daripada keluarganya sendiri. Apabila ia tidak memuliakan keluarga suami, bererti ia telah menderhakai suami. Namun dalam kes-kes seperti yang berlaku kepada Alqamah tadi, pihak suami tidaklah wajar dengan membiarkan dirinya renggang dengan keluarga sendiri, sebaliknya lebih rapat dengan keluarga isteri. Suami seolah-olah terpisah dari naungan keluarga sendiri, lalu lebih selesa berteduh di bawah naungan keluarga isteri.

Berlakunya hal seumpama ini didorong oleh kurangnya ilmu dan pimpinan baik di pihak suami atau isteri. Tanpa ilmu, tiadalah panduan bertindak dalam mengatur kehidupan. Tanpa pimpinan, hilanglah pedoman dan kekuatan mengatur langkah demi mencari keredhaan Allah. Ilmu penting untuk kejernihan akal, manakala pimpinan untuk menjernihkan jiwa.

2. Tidak sayang kepada keluarga suami

Isteri perlu memahami dengan jelas aspek-aspek tertentu dalam sistem kekeluargaan dalam Islam. Apa peranan dan kedudukannya dalam sebuah keluarga besar yang di situ ada ibu bapa, mentua, ipar dan saudara-mara lain. Bagaimana memberi prioriti (keutamaan) dalam hal-hal yang melibatkan hubungannya dengan suami dan hubungan dengan ibu bapa sendiri. Isteri perlu berfikir mana satu patut didahulukan antara taat kepada ibu bapa dengan memenuhi keperluan anak dan suami, antara tanggungjawab menggembirakan ibu bapa dengan tanggungjawab melayan anak dan suami dan lain-lain.

3. Kurang Memperhatikan Keluarga Suami

Isteri tidak istiqamah dalam menyuburkan sifat-sifat terpuji dan mengikis sifat-sifat keji yang dapat melahirkan akhlak mulia. Maka berlakulah kes-kes kurang memperhatikan ibu mentua atau mentua berkecil hati dan marah. Keadaan menjadi bertambah parah apabila isteri ego dan mengabaikan hak-hak mentuanya yang juga ibu kepada suaminya.

4. Tidak Ikhlas Kepada Keluarga Suami

Tanpa niat yang ikhlas, seorang isteri mudah alpa pada tanggungjawab terutama bila ditimpa dugaan. Bisikan syaitan dan bujukan nafsu tidak mampu ditepis. Tipu daya musuh batin yang begitu halus, tidak mampu lagi dikesan.

5. Melebihkan Keluarga Sendiri Daripada Keluarga Suami

Hal ini boleh berlaku apabila isteri tidak mengiktiraf kepimpinan suami dan kehadiran keluarga suami. Mungkin bagi sesetengah isteri, dia berasa kedudukan diri dan keluarganya lebih daripada kedudukan suami dan keluarga suami. Maka ketaatan pada suami adalah dengan ‘bersyarat’ iaitu suami memberi perhatian tidak berbelah bagi kepada dirinya dan keluarganya walaupun ini bermakna suami harus memutuskan hubungan atau renggang dengan keluarganya sendiri.

Kes ini biasa berlaku bila seorang lelaki berkahwin dengan wanita yang status sosial diri atau kerjaya lebih tinggi berbanding keluarga si lelaki. Bagaimanapun, ia berlaku juga dalam perkahwinan sekufu di segi status sosial tetapi mungkin berbeza di sudut lain seperti isteri lebih cantik atau pandai. Sebab itu hadis menyebutkan bahawa sesiapa yang mengahwini wanita semata-mata kedudukannya maka Allah tidak akan menambah kepadanya melainkan kehinaan. Dalam satu hadis lain disebutkan bahawa ciri isteri yang solehah itu ialah, “…jika disuruh nescaya ditaatinya dan apabila dipandang,menyukakan hati…”Antara cara menyukakan atau menggembirakan suami ialah memuliakan keluarga suaminya setiap masa, dalam keadaan apa sekalipun.

Namun ia satu perkara yang skar dilakukan jika ketaatan terhadap suami tidak benar-benar utuh. Kadang-kadang datang dugaan dalam bentuk mentua ditimpa sakit. Tidak ada di kalangan anak sendiri yang mampu atau sanggup menjaganya. Maka anak lelaki atas rasa tanggungjawabnya, mengambil peranan itu. Namun kerana dia sendiri sibuk dengan pekerjaan, tugas itu diamanahkan kepada isterinya. Maka waktu itu pengorbanan daripada seorang isteri sangat dituntut, atas dasar taat kepada suami dan berbakti kepada mentua. Tanpa ketaatan yang utuh, si isteri tidak akan sanggup bersusah-payah untuk menjaga mentua yang sakit dan berenggang dengan suami buat seketika.

Tanpa ketaatan yang sepenuhnya juga, isteri mungkin cuai pada tanggungjawabnya, yang mungkin kerana kongkongan ibu bapanya. Ini berlaku bilamana ibu tidak memberi kepercayaan penuh kepada anak untuk membina kehidupan sendiri dan duduk di bawah tadbir orang lain (suaminya). Isteri ini mungkin mempengaruhi suami dalam banyak hal, agar melebihkan keluarganya sendiri daripada keluarga suami.

6. Renggang Dengan Keluarga Suami

Memimpin dan mendidik isteri bukan sahaja untuk melahirkan isteri yang solehah tetapi juga ibu dan anak yang taat dan rela berbakti. Jika suami gagal mendidik isteri agar taat dan memuliakan mentua (ibu bapa suami), tentu isterinya tidak dapat diharapkan mendidik anak-anaknya agar hormat dan memuliakan datuk nenek mereka itu? Isteri tidak berasa dirinya sebahagian daripada keluarga suami, dan anak-anak tidak berasa diri mereka dekat dengan keluarga ayah sebagaimana dekatnya mereka dengan keluarga ibu. Bayangkan perasaan seorang mentua ketika itu. Menantu dan cucu-cucunya lebih mesra dengan keluarga besannya tetapi tidak dengan mereka.

7. Kurang Bersilaturrahim

Untuk membetulkan keadaan ini, maka penting bagi suami dan isteri menghayati ajaran Allah dalam soal menjalin hubungan silaturrahim dengan keluarga kedua-dua pihak. Di dalam Islam, menjalin silaturrahim adalah wajib dan memutuskannya adalah
haram malam termasuk dalam salah satu dosa besar. Rasulullah SAW bersabda maksudnya:

“Tidak masuk syurga orang yang memutuskansilaturrahim.”Sabdanya lagi, bermaksud:

“Sesungguhnya rahmat Allah tidak turun pada kaum yang adapadanya orang-orang yang memutuskan silaturrahim.”

(Riwayat Ahmad)

Di dalam Islam, asas-asas bagi jalinan silaturrahim yang kukuh di dalam keluarga (termasuk hubungan dengan mentua) adlaah:

Kefahaman yang jelas terhadap tanggungjawab setiap ahli dalam sesebuah keluarga.

Menghias diri dengan akhlak yang mulia seperti merendah diri, pemurah, pemaaf, sabar, redha, menghormati orang tua,penyayang, bersikap mengambil berat dan belas kasihan. Dengan akhlak mulia, hati mentua dapat ditawan melalui kemesraan yangdilahirkan. Mentua merasakan menantunya seperti anak sendiri, manakala si menantu dapat merasakan mentuanya bagai ibu sendiri; dihormati, disayangi sepenuh hati dan selalu diminta pandangannya.

Adanya niat yang ikhlas iaitu melakukan kebaikan dan menunaikan tanggungjawab semata-mata kerana Allah, menantu akansanggup berkorban untuk kebahagiaan mentua dan untuk kebahagiaan suami selagi tidak masuk dalam perkara mungkar atau maksiat.Niat yang ikhlas menjadi benteng dari bisikan syaitan dan hasutan pihak ketiga.

Adanya sifat amanah dalam menunaikan tanggungjawab. Setiap pasangan suami isteri perlu merasai bahawa isteri atausuaminya adalah anugerah Allah yang harus dipelihara. Bagi isteri, selain menjadi penenang jiwa bagi suami, dia harus menjadipembantu suami dalam melaksanakan tanggungjawab. Jika suami cuai dan lemah, maka isteri menjadi penguat. Sebab itu dalam hadis yang masyhur, Rasulullah bersabda:

“Dikahwini perempuan itu kerana empat perkara; hartanya,kecantikannya, kedudukan dan kerana agamanya, maka pilihlah perempuan yang beragama nescaya menguntungkankamu.”

Walaupun di peringkat awal si isteri tidak sedar berlakunya kelalaian di pihak suami tetapi disebabkan asas agamanya yang kuat, dapat mengingatkan suami atas kelalaiannya itu. Sebagai isteri memegang peranan yang penting agar keluarga mereka selamat dan diredhai Allah SWT. Dengan kukuhnya nilai Islam, dalam rumahtangga akan mencurah rahmat Allah dan di situlah lahirnya keberkatan. Bila ada keberkatan, suami dan isteri mampu menunaikan segala perintah Allah serta mampu pula menjalin hubungan baik dan mesra dengan ahli keluarga kedua-dua pihak terutama dengan ibu bapa sendiri dan mentua.

Untuk mengukuhkan hubungan kedua-dua belah pihak, terutama bagi pihak isteri agar tidak menderhakai suami, maka perlu dilakukan perkara-perkara berikut:

Taat dan berbakti kepada suaminya

Berbakti kepada ibu mentuanya dan memuliakan keluarganya

Mesra dengan suami dan sentiasa berusaha mencari keredhaannya

Tidak membuka rahsianya

Berdiri disisinya dan berkongsi pandangan dengannya

Membantu suami mentaati Allah

Memahami jiwa suaminya

Berhias untuk suami

Menemui suami di dalam kegembiraan dan bersyukur

Berkongsi kesedihan dan kegembiraan bersama suami

Menundukkan pandangan selain daripada suami

Tidak menceritakan keadaan wanita lain kepada suami

Mewujudkan ketenagan, kerehatan dan kedamaian dalam rumahtangga

Bertoleransi dan saling memaafkan

Wanita Yang Mendedahkan Aurat

MENAMPAKKAN PERHIASAN

Diharamkan bagi perempuan menampakkan perhiasannya kepada lelaki asing. Perhiasan yang dimaksud dapat berupa perhiasan atau pun aurat wanita itu sendiri. Allah Taala menyatakan di dalam firmanNya, maksudnya:

“Dan janganlah mereka menampakkanperhiasannya”

(An-Nur: 31)

Sehingga bila pada perempuan itu terdapat perhiasan samada di dada mahu pun pada tangannya, maka wajiblah baginya untukmenutupi kedua tempat itu. Terlebih-lebih di masa kini, di mana perempuan semakin terdedah dengan berbagai perhiasan dan warna-warni pakaian. Namun di sisi lain mereka yang berakal tidak meragukan lagi pengharaman atau larangan menampakkan perhiasan bagi perempuan di hadapan lelaki asing.

Ada pun perkara yang dilakukan wanita-wanita kini dengan berbagai bedak, minyak wangi dan sebagainya jelas dimaksudkan untuk memperindah atau mempercantik diri. Seterusnya mereka memperlihatkan diri mereka kepada para lelaki asing di jalan-jalan. Tidaklah diragukan lagi bahawa pengharaman terhadap hal seperti ini telah disepakati oleh seluruh ulama.

MELAKUKAN KEMUNGKARAN

Syeikh Imam Al Qurthubi menyebutkan kemungkaran yang dilakukan wanita pada zamannya. Katanya:

“Pasar-pasar penuh dengan perempuan. Rasa malu yang hanyatinggal sedikit telah bermaharajalela dan meliputi kebanyakan perempuan hingga dapat anda saksikan perempuan-perempuan dudukdalam keramaian kelompok-kelompok muzik, bersolek dan memakai perhiasan. Inilah kemungkaran yang telah menyebar di zaman kita sekarang. Kita berlindung kepada Allah dan keadaan seperti itu dan dari kemarahan-Nya.”

Al Allamah Ibnu Hajr al Haitami menganggap bahawa keluarnya seorang perempuan dengan memakai harum-haruman dan perhiasan merupakan dosa besar. Katanya:

“Dosa-dosa besar jumlahnya dua ratus tujuh puluh sembilan.Keluarnya seorang perempuan dari rumahnya dengan memakai harum-haruman dan perhiasan walau dengan seizin suami adalah salahsatu di antaranya.”

Rabi’ Ibnu Hirasyi meriwayatkan dari isterinya, dari saudara perempuan Hudzaifah yang berkata:

“Rasulullah SAW berkhutbah kepada kami: Wahai para perempuanbukankah kamu memiliki perhiasan perak dan emas yang kamu pakai untuk berhias? Sesungguhnya tidaklah seorang dari kamuberhias dengan emas yang dinampakkannya kecuali dia akan diseksa dengan perhiasannya itu.”

Dalam huraian ini jelas tedapat ancaman yang keras terhadap perbuatan menampakkan perhiasan opleh perempuan dihadapan orang-orang yang dilarang untuk melihat perhiasannya itu, padahal berhias dengan emas, perak dan sebagainya dibenarkan oleh syariat dengan tujuan untuk kelihatan cantik di hadapan suami. Sedangkan perbuatan selain daripada itu dianggap dosa dan wanita yang melakukannya termasuk ke dalam senarai mereka yang dicintai oleh iblis.
Hadis di atas menunjukkan bahawasanya dilarang seorang perempuan untuk menampakkan perhiasan. Baik yang berbentuk perhiasan biasa atau pun berbentuk tubuh badan dan sebagainya. Hal ini dikuarkan lagi dengan hadis dari Aisya r.a ketika ditanyakan kepadanya:

“Bagaimana pendapatmu tentang pewarna, celak, azimat, subang,gelang kaki, cincin emas serta pakaian nipis? Aisyah r.a. menjawab: “Wahai para wanita! Kisah tentang kalian adalah kisahtentang seorang wanita. Allah menghalalkan bagi kalian perhiasan tanpa boleh kamu berdandan atau bersolek bagi mereka yang tidak boleh melihat perkara yang haram dari diri kalian.”

WANITA YANG MENYUKAI FITNAH

Fitnah dan rosaknya zaman kini lebih diakibatkan oleh bermaharajalelanya wanita yang mendedahkan aurat. Dengan itu fitnah mempunyai kesan yang buruk dalam kehidupan manusia, yang dapat menimbulkan bencana dan memporak-perandakan kerukunan dan ketenteraman. Begitu buruknya fitnah itu sehingga pada saat Rasulullah SAW mengetahui bahawa Fadl Ibnu Abbas menoleh kepada seorang perempuan Khath’am yang terlarang untuk dilihat, segera baginda memalingkan wajah Fadl. Tidaklah hal tersebut dilakukan oleh Rasulullah melainkan kerana baginda tidak dapat menjamin tiadanya fitnah yang bakal terjadi di antara Fadl dan perempuan Khat’am tersebut.

Oleh sebab itu siapa pun yang mengetahui keadaan masyarakat moden dan keadaan di dalamnya yang penuh dengan kerosakan, pastilah menyedari bahawa mendedahkan aurat merupakan jalan yang dapat membawa manusia kepada hal-hal yang terlarang dan dapat membawa kepada kebinasaan. Sebeb wanita yang mendedahkan auratnya tidak akan bebas dari bahaya fitnah. Fitnah wanita yang mendedahkan aurat merupakan fitnah yang lebih berbahaya daripada fitnah yang lainnya.

Dari Usmah Ibnu Zaid r.a dari Nabi SAW yang bersabda:

“Tidaklah kutinggalkan nanti sesudahku fitnah yang lebihberbahaya bagi lelaki selain fitnah dari perempuan.”Demikianlah peringatan Nabi SAW kepada manusia agar mereka tidak terjatuh ke dalam jeratan wanita, tipu daya mereka tau pun tergelincir kerana mereka.

BERPAKAIAN TETAPI TERLANJANG

Tudung yang dikenakan perempuan saat keluar rumah disyaratkan haruslah tebal, tidak nipis pada bahagian bawahnya dan bukan tudung yang bercorak perhiasan sebagaimana trend yang dilakukan wanita di zaman ini. Memakai pakaian yang nipis tidaklah berbeza dengan berdandan dan memakai perhiasan. Lebih daripada itu berpakaian seperti itu bererti memancing timbulnya fitnah yang sememangnya harus dihindari.

1. Memakai Pakaian Nipis

Terdapat beberapa dalil yang menunjukkan larangan tersebut:

1. Dari Abu Hurairah r.a yang berkata:

“Rasulullah SAW bersabda: “Dua golongan dari ahli neraka yangtidak mahu saya lihat:”

Suatu kaum yang memegang cambuk/cemeti yang bagaikan ekor-ekor lembu. Kemudian dengan itu mereka cambukkan manusia.

Perempuan-perempuan yang berpakaian namun terlanjang. Berlenggang-lenggok ketika berjalan. Kepala-kepala mereka bagaikanpunuk-punuk unta yang senget. Mereka tidak akan masuk syurga dan tidak pula mendapatkan harumnya (syurga). Sesungguhnya harumsyurga itu terdapat pada perjalanan begini dan begini.” Al Hafidh Ibnu Abd. al Birri berkata: “Maksud dari sabda Rasulullah SAW “Berpakaian tetapi terlanjang” adalah gambaran tentang perempuan yang berpakaian dari kain yang nipis yang dapat memberikan gambaran bentuk tubuh dan bukan bersifat menutupi tubuh. Kaum perempuan seperti ini secara zahir dan secara sebutannya sahaja berpakaian, namun pada hakikatnya mereka berterlanjang.

2. Memakai Pakaian Ketat & Sempit

Di antara syarat-syarat menutup aurat seorang wanita muslimah adalah agar pakaian yang dipakai tersebut hendaklah longgar dan tidak sempit. Dengan demikian bentuk tubuhnya tidak dapat digambarkan. Pakaian yang sempit dapat menampakkan lekuk-lekuk tubuhnya, dan bila keadaannya seperti itu, maka pakaian tersebut dapat menjadi bahagian dari perkara yang dapat menyesatkan. Dapat juga menjadi salah satu sebab bagi timbulnya kejahatan dan menjadi salah satu sebab menimbulkan fitnah. Maka untuk melindungi perempuan dan untuk memelihara masyarakat, Islam mengharamkan ‘tabarruj’ (berhias) sekaligus memerintahkan perempuan agar berpakaian hijab dengan memakai pakaian yang longgar, tebal, dan tidak tergambar bentuk tubuhnya.

Perhatikanlah! Allah sebegitu jauhnya memerintahkan kepada seorang perempuan muslimah untuk menutup tubuhnya dan tidak menampakkan sedikit pun dari bentuk tubuhnya itu. Kesemuanya ini dengan matlamat untuk menghormati dan melindungi kaum wanita agar mereka memiliki marwah dan harga diri yang sempurna. Bagaimana dengan perempuan-perempuan di zaman kita sekarang. Mereka telah keluar dari syariah yang telah ditetapkan Allah di dalam hal berpakaian. Yang mereka pakai adalah pakaian yang sempit, pendek dan ketat. Mereka juga memperlihatkan perhiasan-perhiasan pada tempat-tempat berkumpulnya manusia. Terhadap hal ini para suami atau pun wali mereka hanya dapat mendiamkannya sahaja. Sebahagian dari mereka kita ketahui tetap mendirikan solat, membayar zakat malah juga memuliakan Allah dengan berhaji ke rumah-Nya yang suci.

Sebagaimana wanita dilarang berpakaian ketat yang dapat menggambarkan bentuk tubuhnya, demikian jugalah dilarang bagi para muhrim untuk melihat yang tergambar dari auratnya. Sedangkan kepada lelaki asing dilarang untuk melihat yang tergambar dari seluruh bentuk tubuh wanita. Walau pun pakaian yang dikenakan itu tebal serta tidak nipis.

3. Memakai Pakaian Warna-Warni

Dasar dari menutup aurat ke atas wanita adalah untuk menutupi bentuk tubuh dan mencegah pandangan orang kepadanya. Maka jika hijab diperindah dengan gambar-gambar yang menawan, warna-warni atau pun jahitan yang indah dan dapat menarik perhatian orang lain, akan hilanglah hikmah memakainya. Hijab yang seperti itu tidak berfungsi untuk mencegah pandangan orang lain, tidak pula dapat menolak kesan yang bakal ditimbulkannya. Oleh itu pakaian yang seperti itu dilarang untuk dipakai. Dengan itu pakaian-pakaian seperti itu termasuklah ke dalam senarai pakaian-pakaian yang tidak boleh untuk ditampilkan dan dipakai. Padahal dengan menutup aurat yang sempurna, akan tertutuplah salah satu sebab dari pelbagai sebab yang dapat menimbulkan fitnah, dan tertutup pulalah ancaman mangsa bagi manusia yang telah sakit jiwanya.

Wanita Yang Menyerupai Lelaki

DARI SEGI PAKAIAN

Tidak dibenarkan seorang wanita menyerupai seorang lelaki atau pun sebaliknya seorang lelaki menyerupai seorang wanita. Penyerupaan tersebut dilarang samada dalam suara, bentuk tubuh, cara berjalan, gerak-geri, pakaian mahupun dalam hal-hal lain yang memang pada keduanya telah terdapat perbezaan. Allah Taala telah menciptakan wanita dan lelaki. Bagi masing-masing diciptakan pula tabiat yang khusus sehingga mereka saling berbeza. Dengan perbezaan tersebut yang satu akan tertarik kepada yang lainnya. Dia dapat menenteramkan hati dan perasaannya kepada pasangannya. Dengan begitu kehidupan manusia akan berlanjut untuk memakmurkan dunia. Namun sebaliknya penyerupaan antara yang satu dengan yang lain merupakan kenyataan yang melanggar norma kehidupan. Sekaligus sebagai penderhakaan terhadap fitrah wanita dan lelaki yang telah ditetapkan Allah kepada mereka. Lalu berkecamuklah di hadapan mereka faham-faham persamaan. Menghilanglah sendi-sendi perbezaan alami di antara kedua jenis tersebut. Masing-masing telah mulai kehilangan spesifikasi khas yang dimiliki dan yang membezakannya. Hingga mulailah terdapat kecenderungan wanita untuk bersifat ‘jantan’ (kelelakian) dan lelaki pula bersifat kewanitaan (pondan). Pernikahan akhirnya tidak dipentingkan kerana memperturutkan kemahuan sesama jenis.

Dengan begitu bermaharajalelalah homoseksual. Terjadilah perbuatan-perbuatan yang dapat menjauhkan rahmat Allah. Kehinaan mengambil tempat kemuliaan. Perbuatan seks dengan sesama jenis meminggirkan tempat-tempat pernikahan yang sesuai dengan syariah. Hal ini dapat disaksikan di Eropah. Mulai dari bercinta dengan sesama jenis hingga kepada penghambaan terhadap nafsu syahwat. Malahan sebahagian perempuan dari masyarakat tersebut dapat menjadikan anjing sebagai tempat pelampiasan hawa nafsunya. Kebiasaan-kebiasaan buruk itu, kini mulai menyerang belia-belia Islam. Dimulai dengan mengikuti kebiasaan-kebiasaan aneh mahupun kegemaran-kegemaran yang tidak lazim, pemuda di dunia Islam mulai memanjangkan rambutnya, mencukur janggutnya, menghaluskan suara dan juga menyempitkan pakaiannya. Sedangkan gadisnya memendekkan rambut, merokok, bersuara lantang bagaikan lelaki. Semua itu dilakukan tanpa rasa malu yang dapat menghalangi perbuatan tersebut.

Rasulullah melarang seorang lelaki menyerupai wanita dan juga wanita yang menyerupai lelaki. Dari Abu Hurairah r.a yang berkata:

“Rasulullah SAW melaknat lelaki yang memakai pakaianperempuan atau pun perempuan yang memakai pakaian lelaki.”

Dari Ibnu Abbas yang berkata:

“Rasulullah SAW melaknat lelaki yang menyerupai perempuan danperempuan yang menyerupai lelaki.”

Al Hafiz Ibnu Hajr berkata:

“Menurut at Tabari, maknanya bahawa tidaklah dibolehkanlelaki menyerupai perempuan dalam pakaian atau pun perhiasan yang memang dikhususkan untuk perempuan. Demikian sebaliknya,dan demikian pula kiranya dalam berbicara dan berjalan. Ada pun dalam hal bentuk pakaian terdapat perbezaan pendapat berkenaan dengan perbezaan negeri. Akan tetapi perempuan dibezakan dengan berhijab dan menutupi dirinya (tubuhnya).”

Tentang penyerupaan dalam suara dan berjalan, hal ini dikhususkan kepada mereka yang memang sengaja melakukannya. Namun apabila penyerupaan tersebut memang dari asalnya (pembawaan lahir/semulajadi) dia hanya diperintahkan untuk meninggalkannya dan berusaha secara tekun dan beransur-ansur untuk merubatnya. Bila dia tidak berbuat seperti itu, lalu dia pun tetap dalam kebiasaan tersebut, maka dia akan mendapat celaan. Bila keadaannya seperti itu maka itulah dimaksudkan dengan lafaz (menyerupai). Sedangkan yang telah pasti seperti menurut an Nawawi: seorang pondan semulajadi (pembawaan lahir) tidak akan dicela selama dia tidak mampu untuk meninggalkan sifatnya dalam berjalan, berbicara, setelah berubat dan usaha untuk memperbaikinya. Namun bila dia dapat merubah (pembawaan lahir) tersebut walau pun secara beransur-ansur sedangkan dia menolaknya, maka dia mendapat celaan.

Dari Ibnu Abbas r.a yang berkata:

“Rasulullah SAW melaknat lelaki yang bersifat keperempuanandan perempuan yang kelelakian. Sabdanya: “Keluarkanlah mereka dari rumah-rumahmu.” Ibnu Abbas berkata: “Nabi SAW mengeluarkanseorang lelaki seperti itu dan Umar mengeluarkan perempuan yang seperti itu.” Jika seorang perempuan mengenakan pakaian lelaki yang dibalik, berlubang dan tangannya yang sempit, bererti dia telah menyerupai lelaki. Maka dia akan mendapat laknat dari Allah. Demikian pula dengan suaminya yang membiarkannya seperti itu atau pun redha kepada perbuatan isterinya serta tidak melarang dan mencegahnya padahal para suami diperintahkan untuk memelihara isteri mereka agar teguh di dalam ketaatan kepada Allah. Para suami juga diperintahkan untuk mencegah isteri mereka dari perbuatan maksiat. Hal ini adalah amanat dari firman Allah SWT menerusi firman-Nya yang bermaksud:

“Didiklah dan ajarlah mereka dan suruhlah mereka untuk mematuhi Allah lalu cegahlah mereka dari berbuat maksiat kepada Allah.”

(At-Tahrim: 6)

Wanita Yang Menyerupai Orang Kafir

DARI SEGI PAKAIAN

Tidak dibenarkan seorang muslim menyerupai orang kafir di dalam perbuatan, ucapan dan perayaan hari raya mereka. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat Islam dapat memiliki keperibadian yang berbeza dari yang lain dalam segala cara kehidupan mereka. Selain itu kesepakatan masyarakat muslim dengan masyarakat kafir di dalam perbuatan, ucapan, pakaian mahupun hari-hari raya mereka dapat mendorong mereka untuk menyerupai masyarakat kafir. Tentunya hal ini dapat menimbulkan kerosakan akidah dan dapat menghilangkan identiti keperibadian masyarakat muslim. Dan kemungkinan lebih jauh, bahawa mereka menjadi pengikut
masyarakat yang memusuhi mereka. Padahal Islam tidak menghendaki penganutnya menjadi pengikut musuh-musuhnya. Akidah yang mereka pegang mengajarkan mereka menjadi pemimpin bagi manusia, bukannya menjadi pengikut bagi setiap pendusta dan penyeleweng. Firman Allah yang bermaksud:

“Janganlah kamu bersikap lemah dan jangan pula kamu bersedihhati padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi darjatnya jika kamu orang-orang yang beriman.”

(Ali Imran: 139)

Adapun larangan untuk menyerupai dengan masyarakat kafir terdapat pada beberapa tempat di dalam al Quran al Karim. Demikianpula, terdapat di dalam sabda Rasulullah SAW. Firman Allah yang maksudnya:

“Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat dariurusan agama, maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnyamereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikit pun dari seksaan Allah. Dan sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain dan Allah adalah pelindung bagi orang-orang yang bertaqwa.”

(Al Jatsiah: 18-19)

Seterusnya Allah SWT menjelaskan bahawa sebahagian dari masyarakat kafir adalah wali bagi yang lain samada di dunia mahupundi akhirat. Namun tidak seorang walupun dari mereka yang dapat memberikan manfaat untuk mencapai pahala ataupun untuk menghindarkan diri mereka dari azab Allah. Sebaliknya, masyarakat muslimin yang bertakwa dan mendapat petunjuk, sesungguhnya Allah lah Tuhan mereka. Syeikh Ibn Taimiyah berkata: Allah telah menjadikan bagi Nabi Muhammad SAW sebuah syariat lalu Allah SWT memerintahkan Nabi Muhammad SAW agar mengikuti syariat tersebut serta melarangnya agar mengikuti kehendak hati orang-orang yang tidak mengetahui. Termasuk ke dalam pengertian orang-orang yang tidak mengetahui tersebut adalah orang-orang yang menentang syariat yang dibawa Nabi Muhammad SAW.

MEMAKAI PAKAIAN YANG ADA TANDA SALIB

Tidak dibolehkan mengenakan pakaian yang tedapat gambar salib di dalamnya atau pun seumpamanya. Pkaian yang dilarang tersebut termasuklah tudung yang dipakai untuk keluar atau pun untuk yang lainnya. Larangan terhadap salib ini dapat difahami kerana salib adalah syiar dan lambang dari agama Nasrani (Kristian). Mereka telah membuat salib tersebut sebagai lambang untuk sebuah akidah yang sesat. Iaitu anggapan yang mereka yakini bahawa Nabi Isa as. telah dibunuh dan disalib. Oleh itu mereka mensucikan salib sebagai dasar ketaatan terhadap akidah mereka dan menghormati atau pun mengagungkannya adalah cara untuk mendekati Tuhan. Allah Taala menyatakan bahawa anggapan mereka tersebut adalah dusta dan kebohongan. Firman Allah yang bermaksud:

“Dan kerana ucapan mereka: “Sesungguhnya kami telah membunuhal Masih Isa putera Maryam, Rasul Allah.” Padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang merekabunuh) ialah orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih faham tentang (pembunuhan) itu benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka. Mereka tidak (pula) yakin bahawa yang mereka bunuh itu adalah Isa. Tetapi (yang sebenarnya) Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

(An Nisa: 157-158)

Hadis-hadis berikut ini menunjukkan adanya larangan mengenakan pakaian apa sahaja yang terdapat salib dan seumpamanya.Dari Imran Ibnu Hitthan, sesungguhnya Aisyah ra. memberitahunya bahawa Rasulullah SAW tidak akan membiarkan di dalam rumahnya terdapat sesuatu yang ada salibnya kecuali dihilangkannya.

Dari Aisyah ra. yang berkata:

“Kami tidak memakai pakaian yang terdapat gambar salibpadanya. “Dari Abu al Jahhaf, katanya:
“Saya bertanya kepada Abu Jaafar tentang kotak Tabut yang ku miliki dan padanya terdapat gambar-gambar. Lalu Abu Jaafar memberitahuku bahawa dia melihat Umar membakar pakaian yang adagambar salibnya, dia pun menghilangkan salib dari pakaian itu.”

Dari riwayat para sahabat ini terdapat petunjuk tidak boleh memakai pakaian yang terdapat padanya salib. Kalau tidak tentu Umar ra. tidak berani membakar pakaian tersebut.

Dari Ibnu Aun dari Muhammad bahawa Rasulullah SAW melihat pada tirai beberapa isterinya gambar salib, lalu baginda memerintahkan hingga mereka memotongnya. Dari beberapa hadis mahupun riwayat tersebut diatas, terdapat petunjuk yang jelas yang melarang memakai pakaian terdapat padanya gambar salib. Bila tidak, bererti kita menyerupai masyarakat Kristian yang telah menjadikan salib sebagai lambang akidah mereka yang batil mahupun sebagai syiar syariat mereka yang telah diselewengkan. Ibnu Qudamah berkata:

“Dibenci adanya gambar salib dalam pakaian kerana Imran Ibnu Hitthan telah meriwayatkan dari Aisyah ra. bahawa Rasulullah SAW tidak akan membiarkan di dalam rumahnya sesuatu yang adasalibnya kecuali dihancurkannya.”